Tali Lift Putus di Ubud

Roda Rem Lift Tak Berfungsi, PoldaBali Akan Reka Ulang di Ayu Terra Resort Ubud Usai Ada Korban Jiwa

Sebelumnya, tragedi kecelakaan terjadi di Ubud Gianyar Ubud. Suasana duka menyelimuti Ayu Terra Resort, di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Jumat (1/9)

Wayan Eri Gunarta/Tribun Bali
PECARUAN - Upacara pecaruan yang cukup besar dilakukan di Ayu Terra Resort, Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, Selasa (5/9). Upacara digelar untuk menenangkan roh para korban dan untuk menenangkan para sosok penunggu gaib kawasan ini yang terusik proses pembangunan resort. 

Pihak Ayu Terra Resort menggelar upacara pecaruan yang cukup besar, Selasa (5/9). Upacara tersebut ialah Caru Pengeruak, Jigra Maya, Pemayuh Karang dan Banten Nebusin. Tujuannya untuk menenangkan roh para korban dan untuk menenangkan para sosok penunggu gaib kawasan ini yang terusik proses pembangunan resort.

Pantauan Tribun Bali, upacara pecaruan ini diikuti oleh pihak hotel, termasuk juga owner Linggawati Utomo, meskipun ia sendiri bukan pemeluk Hindu. Juga diikuti oleh para keluarga korban. Dari kelima korban, hanya keluarga Ni Luh Superningsih asal Banjar Peneca, Payangan yang tidak hadir.

Dalam prosesi tersebut, semua sudut bangunan dan, semua benda-benda yang ada di Ayu Terra Resort dipercikkan tirta, termasuk juga mobil operasional dan mobil milik owner, berupa Kijang Innova Reborn dan Avanza. Prosesi ini dipimpin Jro Mangku Balun dan Jro Mangku I Nyoman Swastika, yang berasal dari Sesetan, Denpasar.

Jro Mangku I Nyoman Swastika menjelaskan, upacara ini selain untuk menebus roh para korban. Juga dilakukan untuk menebus kesalahan yang dibuat saat pembangunan resort ini. Sebab saat pembangunan, ada dua pohon besar yang ditebang tanpa meminta izin pada pemilik. Pemilik ini, kata beliau, ialah sosok lanang istri.

"Ada dua pohon besar yang ditebang tanpa izin pemilik (niskala). Tadi kita spiritualkan, beliau muncul (dalam sosok) lanang istri. Langsung beliau minta dihidupkan kembali tempat beliau itu. Dihidupkan bukan berarti menghidupkan pohon itu lagi, tapi kita hidupkan dengan (mengikatkan) saput poleng (pada sisa pohon). Dengan itu, mudah-mudahan hotel tak diganggu lagi," ujarnya.

Selain sosok lanang istri tersebut. Makhluk kasat mata yang kerap mengganggu di resort ini adalah sosok anak-anak kecil. "Selain penunggu pohon besar, juga ada banyak anak kecil-kecil di sini. Tapi mereka tak punya tempat tinggal. Nanti kita buatkan tempatnya. Sosok anak-anak itu sering bermain di kolam renang," ungkap Jro Mangku.

Dijelaskan, saat resort dibangun juga terdapat telaga niskala yang ditimbun. Supaya aura negatif telaga tidak mengganggu operasional hotel, Jro Mangku Swastika mengatakan telah membangunkan spirit telaga tersebut menggunakan upakara. "Kolam niskalanya, spiritnya kita hidupkan pakai daksina," ujarnya.

Owner Ayu Terra Resort, Linggawati Utomo mengatakan, upacara ini digelar berdasarkan saran dari para tokoh-tokoh orang suci Hindu di Bali. Dan, pihaknya pun ingin supaya resortnya dijauhkan dari hal-hal yang tak diinginkan, sehingga dilangsungkanlah upacara ini. "Mudah-mudahan kita dijauhkan dari hal-hal negatif," ujarnya. (mah/weg)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved