Berita Bali

TERTUTUP! Sertijab Pj Gubernur Bali, Ini Pesan Mendagri, Bupati/Wali Kota dan Kepala OPD Hadir

Pada acara tersebut Tito juga mendengarkan paparan dari Gubernur Bali sebelumnya yakni Wayan Koster selama 5 tahun.

Tribun Bali/ Ni luh Putu Wahyuni Sari
WAWANCARA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian saat wawancara dengan media, didampingi Pj Gubernur Bali Irjen Pol Sang Made Mahendra Jaya dan Wayan Koster, di sela-sela acara Sertijab di Gedung Ksirarnawa Art Center, Denpasar, Jumat (8/9). 

TRIBUN-BALI.COM – Acara serah terima jabatan (Sertijab) Penjabat (Pj) Gubernur Bali Irjen Pol Sang Made Mahendra Jaya dilakukan secara tertutup yang dihadiri orang-orang internal di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Jumat (8/9).

Dalam acara sertijab ini turut hadir Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian dan Mantan Gubernur Bali, Wayan Koster serta Mantan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana (Cok Ace). Selain itu juga turut hadir Bupati/Walikota se-Bali pada acara serah terima jabatan kali ini juga seluruh Kepala Dinas Pemerintah Provinsi Bali.

Biasanya pelantikan Pj Gubernur dilakukan terbuka dengan mengundang berbagai pihak. Acara bersifat terbuka itu juga dilakukan, misalnya saat sertijab Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dengan Ganjar Pranowo di Gedung Gradika Bhakti Praja, Semarang, Rabu (6/9). Termasuk Sertijab Gubernur Sulawesi Tenggara oleh Ali Mazi-Lukman Abunawas kepada Pj Andap Budhi Revianto yang digelar di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.

Sebelumnya, Kepala Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali, I Ketut Sukra Negara, Rabu (6/9) mengatakan, Sertijab Pj Gubernur Bali dilakukan di Gedung Ksirarnawa, Jumat (8/9) pukul 10.00 Wita. Menurutnya, Pj Gubernur Bali akan diberikan buku memory serah terima di acara tersebut.

“Nanti akan diberikan buku memory serah terima jabatan Gubernur. Yang diundang ada Para Bupati dan DPRD se-Bali, OPD Provinsi Bali, Anggota DPRD Bali, Rektor, BUMN, BUMD, pimpinan media,” ujar Sukra Negara, waktu itu.

Baca juga: Hotman Paris Siap Bantu Korban Tragedi Lift Maut! Buka Konsultasi Hukum Gratis di Kopi Johny Bali

Baca juga: Suwirta: Proyek Lapangan Pau Asal-asalan! Ditumbuhi Rumput Liar, Banyak Penutup Got Rusak

Baca juga: Kasus Pembakaran & Perusakan Resort di Karangasem, Polda Bali Sebut 9 Warga Bugbug Tersangka!

Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia saat wawancara dengan media.
Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia saat wawancara dengan media. (Tribun Bali/ Ni luh Putu Wahyuni Sari)

Lantas mengapa acara sertijab itu dilakukan secara tertutup? Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian yang hadir pada acara sertijab tersebut memberikan alasannya.

“Biasanya acaranya internal, kan acara terbukanya sudah dilaksanakan di Kemendagri. Media juga diundang semua, dan ada yang live streaming. Kalau ini lebih banyak karena internal saja untuk konsumsi pemerintahan, cuma ada rekamannya saja,” jelas Tito saat doorstop dengan media.

Tito mengatakan, acara kali ini merupakan follow up dari pelantikan Pj Gubernur yang dilakukan di Jakarta, beberapa hari yang lalu, dimana terdapat 9 Pj Gubernur yang telah dilantik. Kedatangannya kali ini juga untuk memperkuat koordinasi pemerintahan.

“Saya mengambil kesempatan yang pertama adalah ke Bali, bukan berarti saya menepikan daerah-daerah lain, tapi Bali memang cukup penting sebagai salah satu pusat pariwisata Indonesia,” kata Tito.

Pada acara tersebut Tito juga mendengarkan paparan dari Gubernur Bali sebelumnya yakni Wayan Koster selama 5 tahun. Dikatakannya, paparan yang disampaikan Koster sangat detail, rinci, meliputi apa yang sudah dikerjakan dan apa yang akan dikerjakan oleh penjabat (Pj) baru, apa yang sudah diusulkan atau yang dikerjakan.

“Sehingga saya katakan Pak Wayan Koster ini bagi saya strong leader, pemimpin yang kuat. Pemimpin yang kuat itu, dia memiliki power kekuasaan. Beliau memiliki bawahan, follower, pengikut, tapi juga memiliki konsep. Konsep beliau sangat detail, rinci dan meliputi berbagai aspek yang memang menjadi problema di Bali,” imbuhnya.

Dikatakan Tito, Koster juga memiliki konsep, konsep yang sangat detail dan rinci yang meliputi berbagai aspek yang tentunya memang jadi problema di Bali. Bukan hanya pariwisata, tapi juga bidang-bidang lain, seperti alam, sumber daya manusia, dan bagaimana memajukan Bali ke depan. “Bahkan konsepnya sampai 100 tahun. Ini luar biasa. Saya belum menemukan konsep yang sampai beripikir jauh ke depan,” katanya.

Tito pun berpesan kepada Pj yang baru agar meneruskan dan mengeksekusi konsep-konsep itu menjadi kenyataan selama setahun ini. Kemudian jika ada hal-hal yang ingin ditambah, misalnya penanganan masalah bencana alam, agar bisa tetap dilakukan. Tapi kata Tito mengerjakan yang sudah ada di konsep itu saja, sudah cukup sebetulnya.

“Tinggal bagaimana mengeksekusinya saja, sehingga saya meminta kepada Penjabat (Pj) terus melakukan koordinasi dengan Pak Wayan Koster dan Pak Cok Ace yang memahami itu dan sudah melaksanakan 5 tahun. Pengalaman 5 tahun itu jam terbangnya cukup banyak. Paham betul persoalan. Jadi penjabat jangan banyak keluar dari kebijakan-kebijakan itu,” ujarnya.

“Tadi bahkan sudah saya sampaikan Penjabat (Pj) itu ada 4 batasan, menurut UU No 10 tahun 2016, salah satu di antaranya adalah tidak boleh membuat kebijakan baru yang berkaitan dengan pejabat lama, kecuali izin Mendagri. Tapi dengan clear-nya konsep Pak Koster, saya sampaikan, saya tidak beri izin untuk membuat hal-hal yang sangat signifikan barunya. Laksanakan yang sudah menjadi konsep yang sudah dikerjakan. Itu saja sudah reward, good job. Lanjutkan aja, itu sudah good job sebetulnya,” katanya. (sar)

Ratusan ASN yang juga terdiri dari Kepala Dinas dan Pimpinan Instansi lainnya, berkumpul didepan Gedung Ksirarnawa, Art Center, untuk memberikan setangkai bunga mawar sebagai ucapan terima kasih kepada Gubernur Bali, Wayan Koster, dan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).
Ratusan ASN yang juga terdiri dari Kepala Dinas dan Pimpinan Instansi lainnya, berkumpul didepan Gedung Ksirarnawa, Art Center, untuk memberikan setangkai bunga mawar sebagai ucapan terima kasih kepada Gubernur Bali, Wayan Koster, dan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). (Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami)

Tangis Haru Koster

RATUSAN aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali datang ke acara serah terima jabatan (Sertijab) Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya di Art Center, Jumat (8/9).

Setelah menghadiri acara sertijab, ratusan ASN yang juga terdiri dari kepala dinas dan pimpinan instansi lainnya berkumpul di depan Gedung Ksirarnawa untuk memberikan setangkai bunga mawar sebagai ucapan terima kasih kepada Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana (Cok Ace).

Koster, Cok Ace dan Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya pun berjalan di tengah kumpulan ASN sambil berjabat tangan dan menerima bunga yang diberikan. Saat menerima bunga dari para ASN, terlihat wajah haru dari Koster dan istrinya yakni Putri Suastini. Bahkan Koster dan Putri Suastini menitikkan air matanya, tak kuasa menahan tangis haru. Saat menyalami ASN satu per satu, Koster juga mengatakan rasa terima kasihnya.

Saat ditemui di Art Center, Koster mengatakan dalam kondisi yang sehat karena telah mengirup udara di kampung halamannya yakni di Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng. “Sehat karena kena udara Desa Sembiran. Bukan liburan, istirahat saja. Tidak ada (beban),” jelas Koster.

Ia mengatakan, seusai masa jabatannya habis, bapak dua anak ini hanya menghabiskan waktunya di kampung halamannya di Desa Sembiran dengan berkebun. Ketika disinggung apakah masih memikirkan politik, Koster menjawab tentunya masih fokus dengan politik agar PDI Perjuangan menang mutlak di Bali.

“Pasti mikiran politik supaya PDIP menang mutlak. Yakin (Ganjar Pranowo) menang di atas 90 persen. Harus menang (Ganjar Pranowo),” katanya.

Sebelumnya pada Senin (4/9) lalu ketika sidang istimewa perpisahan Gubernur Bali di Kantor DPRD Bali, Koster memang mengatakan hendak beristirahat karena selama ini kekurangan waktu tidur.

Saat itu ia juga mengakui bahwa sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ia harus menjalankan tugasnya untuk mengatur strategi bagi kemenangan partainya dalam pemilu. “Saya nomor satu mau istirahat total dulu, karena lima tahun saya defisit tidur, kurang tidur saya. jadi mau istirahat total dulu dalam seminggu,” ujarnya. (sar)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved