Breaking News

Berita Buleleng

Seluruh Kecamatan di Buleleng Masuk Status Awas Kekeringan

Seluruh kecamatan di Buleleng mendapatkan peringatan dini kekeringan dari BMKG. Bahkan masuk dalam peta merah atau status awas.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
Ratu Ayu Astri Desiani
BPBD Buleleng saat menyuplai air bersih untuk warga. Buleleng saat ini masuk dalam status awas kekeringan. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Seluruh kecamatan di Buleleng mendapatkan peringatan dini kekeringan dari BMKG. Bahkan  masuk dalam peta merah atau status awas.

BPBD bersama sejumlah instansi pun mulai menyiapkan sejumlah mobil tangki, untuk membantu masyarakat yang kesulitan mengakses air bersih. 

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi ditemui Senin, 11 September 2023 mengatakan, berdasarkan laporan dari BMKG peringatan dini kekeringan itu ada di wilayah Kecamatan Banjar, Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Kubutambahan, Seririt, Sukasada dan Tejakula. Bahkan dalam peringatan tersebut, Buleleng masuk dalam peta merah atau status awas yang artinya hujan diprediksi tidak akan turun paling singkat selama 61 hari kedepan. 

Atas peringatan tersebut, Ariadi pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada.

Sebab kekeringan ini menyebabkan debit air bersih menurun, serta berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Untuk itu, ia pun mengimbau agar masyarakat lebih efisien dalam menggunakan air bersih, tidak membakar sampah dan membuang puntung rokok sembarangan. 

Selain itu pihaknya telah menyiapkan mobil tangki berkapasitas 10 ribu liter untuk membantu suplai air bersih ke desa-desa, bekerja sama dengan sejumlah instansi.

Dengan rincian milik BPBD Buleleng sebanyak satu unit, Perumda Tirta Hita Buleleng dua unit, PMI Buleleng satu unit, serta mobil tangki dari TNI-Polri. 

Sejauh ini permintaan bantuan air bersih sudah dilakukan di beberapa desa, seperti Desa Kaliasem dan Selat.

Namun intensitasnya belum terlalu tinggi. Artinya permintaan air bersih hanya terjadi di satu banjar, dan pengirimannya hanya dilakukan dua hari sekali. 

Baca juga: Buntut Tragedi Lift Maut Ubud, Menparekraf Minta Pengawasan Standar Keselamatan Ditingkatkan


"Kalau kekeringannya terjadi sampai November, kemungkinan akan lebih banyak lagi desa yang memohon bantuan suplai air bersih. Kami akan pantau terus perkembangan cuaca, semoga kekeringan tidak terjadi dalam waktu yang lama. Apabila ada masyarakat yang kesulitan air bersih, kami siap membantu," tandasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved