Berita Gianyar

SOSOK Bupati Gianyar Made Mahayastra di Mata Gus Gaga, Mampu Ciptakan Iklim Kondusif di Gianyar

Salah satu tokoh di Bali, Ida Bagus Gaga Adi Saputra mengungkapkan penilaiannya terhadap sosok Bupati Gianyar tersebut.

Editor: Mei Yuniken
ist
Bupati Gianyar, I Made Mahayastra saat menggelar sidang paripurna dengan DPRD Gianyar. SOSOK Bupati Gianyar Made Mahayastra di Mata Gus Gaga, Mampu Ciptakan Iklim Kondusif di Gianyar 

TRIBUN-BALI.COMSOSOK Bupati Gianyar Made Mahayastra di Mata Gus Gaga, Mampu Ciptakan Iklim Kondusif di Gianyar

Bupati Gianyar periode 2018-2023, I Made Mahayastra akan mengakhiri masa jabatannya pada Rabu, 20 September 2023 besok.

Selama memimpin Kabupaten Gianyar selama lima tahun, Made Mahayastra berhasil membawa Kabupaten Gianyar menjadi daerah yang memiliki lompatan kemajuan pesat dari berbagai bidang.

Salah satu tokoh di Bali, Ida Bagus Gaga Adi Saputra mengungkapkan penilaiannya terhadap sosok Bupati Gianyar tersebut.

Wakil Ketua DPRD Gianyar yang biasa disapa Gus Gaga itu mengungkapkan bahwa dinamika masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali selama ini cukup kompleks.

Ida Bagus Gaga Adi Saputra
Ida Bagus Gaga Adi Saputra (Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta)

Hal itu menyebabkan kabupaten berjukuk 'Gumi Seni' ini, selalu membutuhkan tokoh central dalam menjaga suasana kondusif di suatu daerah.

Gus Gaga menilai, sosok Made Mahayastra selama menjabat Bupati Gianyar, dinilai mampu menciptakan iklim kondusif di Gianyar.

Karena hal tersebut, Gus Gaga sapaannya, berharap Mahayastra tetap memperhatikan masyarakat Gianyar secara umum, meskipun tak menjabat Bupati.

Baca juga: PROFIL Made Mahayastra Bupati Gianyar yang Segera Habis Masa Bhaktinya, Dijuluki Bupati Pembangunan

Baca juga: Dihadapkan Lonjakan Harga Beras, Gus Gaga Harap Mahayastra Tetap Perhatikan Gianyar Usai Menjabat

"Kedepan akan ada banyak persoalan yang sangat membutuhkan sumbangsih pemikiran tokoh, karena itu, saya berharap Pak Agus tetap memperhatikan Gianyar meskipun sudah tak menjabat Bupati," ujar Gus Gaga, Selasa 19 September 2023.

Politikus Demokrat itu mengungkapkan, saat ini saja, masyarakat sedang menghadapi persoalan melonjaknya harga beras sejak beberapa pekan lalu, dari harga HET Rp 12.200 per kilogram (Kg) menjadi Rp 14.000.

Menurutnya, lonjakan harga tersebut, membuat masyarakat dilema. Di satu sisi, beras sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.

Namun di sisi lain, harga yang mencekik itu, membuat perekonomian masyarakat semakin sulit.

Jikapun mereka ingin beralih ke komoditi lain, seperti jagung, ketela hingga ubi, komoditi tersebut tak bisa ditemukan setiap hari.

Gus Gaga memaparkan, masyarakat konsumen juga sedang berhadapan dengan harga kebutuhan lain yang tidak ringan, namun harus dipenuhi.

Misalnya bayar air, listrik, BBM, susu untuk bayi, upacara hingga biaya untuk berobat.

"Syukurnya ada BPJS Kesehatan, baik dengan premi pemerintah maupun mandiri masyarakat," katanya.

Menurut Gus Gaga, dampak akibat lonjakan harga beras yang sedang terjadi ini akan kian parah jika tidak segera diatensi, terutama oleh pemerintah.

Oleh karena itu, dirinya sangat berharap Bupati Mahayastra, sekalipun telah menjadi mantan bupati per 20 September 2023, supaya tetap ikut memikirkan persolan masyarakat, dan mencarikan solusi dari setiap lersoalan.

‘’Saya atas nama pribadi dan lembaga dewan, mohon kepada bupati dan jajaran, dan nanti jadi mantan, untuk ikut memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat,’’ jelas tokoh Griya Kawan, Gianyar itu.

PROFIL Made Mahayastra

PROFIL Made Mahayastra Bupati Gianyar yang Segera Habis Masa Bhaktinya, Dijuluki Bupati Pembangunan
PROFIL Made Mahayastra Bupati Gianyar yang Segera Habis Masa Bhaktinya, Dijuluki Bupati Pembangunan (Istimewa)

I Made Mahayastra, SST.Par., M.A.P. merupakan seorang politisi PDIP yang saat ini tengah menjabat sebagai Bupati Gianyar periode 2018-2023.

Ia lahir pada tanggal 2 Juni 1971, dan berasal dari Desa Melinggih, Payangan, Gianyar, Bali.

Masa bhaktinya menjadi seorang Buparti Gianyar akan segera berakhir dalam dua hari ke depan, yaitu pada tanggal 20 September 2023.

Sebelum mendapatkan amanah untuk menjadi Bupati Gianyar, ia telah lebih dulu menjabat sebagai Wakil Bupati Gianyar periode 2014-2018.

I Made Mahayastra lahir dari pasangan seorang Ibu penjual kopi, Ni Made Sudani dan ayah seorang guru SD, I Wayan Sutama.

Baca juga: Jelang Akhir Masa Jabatan Bupati Gianyar, Mahayastra Ingin Rasakan Bangun Kesiangan

Pendidikan

-SDN 6 Payangan (1979 – 1985)

-SMPN 1 Payangan (1985 – 1988)

-SMAN 1 Gianyar (1988 – 1991)

-Universitas Udayana Denpasar (1991 – 1996)

-Universitas Ngurah Rai Denpasar (2009 – 2012)[4]

Organisasi

-Anggota/Saksi Pemilu Tahun 1992.

-PAC PDI Perjuangan Kecamatan Payangan (1994- 2000)

-Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gianyar (2000-2005)

-Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Prop.Bali (2005-2010)

Pengalaman Kerja

-Ketua DPRD Kab. Gianyar, Masa Bhakti (2004–2009)

-Ketua DPRD Kab. Gianyar, Masa Bhakti (2009–2014)

-Wakil Bupati Gianyar, Masa Bhakti (2014-2018)

-Bupati Gianyar, Masa Bhakti (2018-2023)

Jabatan sebagai Bupati Diakhiri dengan Indah

Bupati Gianyar I Made Mahayastra bersama Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Gianyar periode pertama 2018-2023.

Mereka menilai, periode tersebut diakhiri dengan indah.

Pasalnya sejak masa kepemimpinannya Indeks Kepuasan Masyarakat mencapai 92 persen.

Di mana angka tersebut merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah Gianyar.

Baca juga: 500 Pemangku Alunkan Doa Perpisahan Bupati Mahayastra dan Wakil Bupati Gianyar di Alun-alun

Menjelang berakhirnya masa jabatan bupati, Mahayastra mengajak seluruh jajarannya beserta masyarakat umum untuk kembali melihat berbagai pembangunan dan perubahan ke arah kemajuan di Kabupaten Gianyar melalui video kaleidoskop di Alun-alun Kota Gianyar, sembari menggelar pesta rakyat sederhana dengan menyantap nasi jinggo bersama.

Dalam kesempatan tersebut, Mahayastra juga mendengarkan berbagai saran masukan dari seluruh elemen masyarakat seperti dari Perbekel, BPD, Pekaseh, Bendesa hingga Kelian.

Tidak lupa diakhir masa jabatannya periode pertama, Mahayastra juga meminta maaf atas segala kekurangannya selama menjabat sebagai Bupati Gianyar bersama Wakil Bupati Agung Mayun.

"Saya mohon maaf selama 5 tahun saya sebagai Bupati Gianyar sudah tentu tidak sempurna, tentu banyak kekurangan saya. Karena dalam pembangunan bagus sekalipun pasti ada beberapa sektor, beberapa kelompok, selaku pribadi yang kena imbas dari pembangunan itu yang kurang merasa nyaman saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," ujarnya.

Karena dinilai memiliki lompatan kemajuan yang pesat, banyak masyarakat yang memberikan testimoni positif dan dukungan kepada Mahayastra untuk kembali melanjutkan pembangunan di Kabupaten Gianyar.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved