Berita Bali

Bonus Demografi Bali Harus Diberdayakan Agar Tak Jadi Angka Pengangguran Tinggi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan bonus demografi ada dampak positif dan negatifnya.

freepik
Ilustrasi - Bonus Demografi Bali Harus Diberdayakan Agar Tak Jadi Angka Pengangguran Tinggi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Peluang bonus demografi yang dimiliki oleh Bali harus diperhatikan agar mendapatkan perencanaan matang mengingat bonus demografi waktunya tidak lama mengingat akan mencapai puncaknya pada 2033 mendatang.

Bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Tentunya momentum tersebut tentu saja harus dihadapi dengan perencanaan yang matang.

Menyikapi kondisi tersebut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan bonus demografi ada dampak positif dan negatifnya.

Baca juga: Target Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem di Bali Sisa 0,54 Persen, Bali Miliki Modal Bagus

Positifnya memiliki orang-orang dengan usia 15 tahun hingga 64 tahun banyak, maka dibilang bonus demografi.

"Berdampak positif bila bisa memberdayakan dengan optimal generasi ini maka mampu menggerakkan perekonomian Bali. Negatifnya pemerintah bila tidak mengoptimalkan dan memberdayakan mereka maka akan menjadi beban. Pengangguran rentan tinggi karena tidak terserap di lapangan pekerjaan,” jelas Endang, Selasa 19 September 2023.

Namun, kata Endang, di Bali masih diuntungkan karena daerah ini banyak terdapat sektor akomodasi makanan dan minum sebagai sektor terbesar di PDRB.

Sektor ini yang menyerap tenaga kerja sangat banyak.

Tidak hanya di sektor akmamin saja, bahkan di sektor transportasi bisa menyerap tenaga tenaga kerja di usia produktif.

Ia mengakui bonus demografi akan mencapai puncak di tahun 2033.

Dengan tingkat harapan yang tinggi di Bali ini 76,4 persen akan memberikan rasio ketergantungan yang makin lama makin tinggi.

Rasio ketergantungan adalah 100 rasio usia produktif akan menanggung usia tidak produktif.

Bila usia non produktif atau lansia nya banyak tentunya akan menanggung lebih banyak.

"Oleh karena itu dari sekarang dengan bonus demografi ini harus dioptimalkan agar usian non produktif ini bisa mandiri. Bonus demografi perlu dipikirkan lebih mendalam," imbuhnya.

Tapi bersyukur di Bali penyerapan tenaga kerjanya tergolong tinggi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved