Berita Bali

Bali Optimistis LRT, Targetkan Groundbreaking Paling Lambat Juni 2024, Pj Gubernur Beraudiensi

Pemerintah Provinsi Bali optimistis groundbreaking LRT di Pulau Dewata bisa dilakukan awal 2024 atau maksimal Juni 2024.

Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi LRT di Bali - Bali Optimistis LRT, Targetkan Groundbreaking Paling Lambat Juni 2024, Pj Gubernur Beraudiensi 

Sementara itu secara teknis, materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut disampaikan Samsi yang juga turut serta dalam pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Suharso Monoarfa pun memberikan arahan agar selain menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari luar negeri, opsi pinjaman dalam negeri dapat dipertimbangkan.

Mengingat urgensi pelaksanaan, Menteri Monoarfa akan mendorong opsi pendanaan berupa pinjaman dalam negeri untuk memastikan kehadiran pemerintah dalam proyek ini.

Dana tersebut akan digunakan untuk membangun prasarana berupa terowongan, trek, stasiun, depo, dan konstruksi sipil lainnya.

Dalam pertemuan tersebut juga disinggung peluang memerankan Bali-Kerthi Development Fund (BDF) yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Bali, diharapkan mampu menjadi jalan keluar dan berperan sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) guna mengelola sumber dana nonpemerintah yang digunakan khusus untuk pembiayaan pembangunan Bali, khususnya rencana LRT.

"Kita sudah diminta harus mulai menyiapkan timeline dan menghitung mundur dari saat groundbreaking yang direncanakan di awal atau periode semester I tahun 2024. Kita harus bergerak cepat karena proyek ini sudah bergulir sangat cepat, dan pemerintah pusat sudah mulai mengambil posisi. Bahkan meminta, dan memberikan beberapa alternatif jalan keluar bagi Bali untuk mengembangkan dan mengoperasikan LRT," ujar Samsi.

Samsi juga merinci jalur LRT yang akan dibangun di Bali pada fase awal dari lintasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Mengwi, yang kedepannya direncanakan mencakup seluruh wilayah Bali.

"Yang menjadi prioritas saat ini adalah Fase 1 Bandara-Seminyak, karena jalur ini sudah mengalami tingkat kemacetan yang lumayan parah. Sebagian besar akan menggunakan jalur bawah tanah, tapi di tempat-tempat yang memungkinkan memakai jalur at grade (menyentuh tanah) maka kita akan gunakan metode itu," imbuh Kadis yang sebelumnya meniti karir di pemerintah pusat ini.

Untuk mendapatkan pembiayaan yang cukup dalam menjaga keberlangsungan pengoperasian LRT secara kontinyu dari pelayanan yang diberikan, telah diusulkan pula agar LRT ini masuk dalam konsep perluasan layanan sebagai upaya memberikan alternatif layanan yang lebih efisien dan memecah kemacetan Bandara.

"Dalam hal ini, yang kita bicarakan adalah pelayanan ekstra yang nantinya akan dinikmati oleh para penumpang LRT menuju Bandara. Diantaranya bisa melakukan check in di luar Bandara, mendapatkan kepastian masuk area Bandara tanpa takut terjebak kemacetan, kemudian memungkinkan mereka menikmati waktu yang tersedia saat menunggu pesawat boarding. Mereka masih bisa memanfaatkan sisa waktunya untuk menikmati Bali sebelum waktu keberangkatan," rincinya.

"Yang terpenting dari skema ini adalah menangani kemacetan, serta memastikan pariwisata Bali berada di posisi next level layanan yang ada saat ini. Pariwisata kita bagus, tapi kita perlu pembenahan melalui dukungan infrastruktur, khususnya moda transportasi yang memadai. Ini akan memastikan daya saing Bali meningkat pesat dibandingkan destinasi wisata lainnya di dunia," katanya. (sar)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved