Harga Beras Semakin Melonjak Tinggi, Perumda DS dan Pedagang Makanan Mengeluh

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Musim kemarau panjang membuat harga beras melonjak tinggi.

Kenaikan harga beras ini tentu saja mempengaruhi segala sektor terutama masyarakat, pedagang, bahkan badan usaha milik pemerintah.

Seperti Perusahaan Umum Daerah Dharma Santika (Perumda DS) yang karena kenaikan harga beras itu, kini keuntungannya terpangkas. 

Direktur Utama Perumda DS Tabanan Kompyang Gede Pasek Wedha mengaku, bahwa akibat kenaikan harga beras yang semakin tinggi membuat, 50 persen margin keuntungan semakin terpangkas.

Hal ini dipengaruhi, karena Perumda DS membeli dari pabrik.

“Sekarang pasaran itu sekitar Rp 15 ribu. Tentu ini pengaruhnya di margin keuntungan. Sampai 50 persen pengaruhnya,” ucapnya, Kamis 5 Oktober 2023.

Menurut Wedha bahwa kondisi kenaikan ini akan lebih berdampak ketika terus terjadi di pasaran. Sebab, pihaknya juga akan kewalahan dalam mengatur arus kas.

Akan tetapi pihaknya masih tetap menyerap beras dari pabrik untuk memenuhi kerja sama yang telah dibangun.

Terutama untuk pasar kluster hotel dan beberapa mitra lainnya.

“Kami menyerap mencapai 250 ton per bulan. Itupun dengan kondisi harga pembelian beras yang telah mencapai Rp 13 ribu sejak sebulan terakhir. Perputaran arus uang yang kami jaga dengan ketat. Kebetulan penjualan ke kluster hotel dan yang lainnya lumayan lancar,” paparnya.

Ia menjelaskan, bahwa dengan kenaikan beras inidiperlukan langkah distribusi dari hulu ke hilir.

Yakni melakukan kerja sama dengan para petani. Misalnya saja dengan pendampingan dan memberikan bibit, dan pupuk.

Dengan begitu, maka harga bisa dikontrol.

“Dari sisi kami yang penting minimal sudah memiliki gabah,” jelasnya lagi.

Informasi yang dihimpun, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan, harga beras premium berkisar di antara Rp 14 ribu – Rp 15 ribu per kilogram.