berita bali

Apa Itu KTT AIS Forum, Bagaimana Sejarahnya, 51 Negara Jadi Anggotanya, Berikut Penjelasannya

Apa Itu KTT AIS Forum, Bagaimana Sejarahnya, 51 Negara Jadi Anggotanya, Berikut Penjelasannya

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Fenty Lilian Ariani
ist
AIS Forum merupakan singkatan dari Archipelagic and Island States Forum atau Forum Negara Kepulauan dan Pulau Kecil. 

Namun, pembahasannya tidak hanya mengerucut tentang ilegal fishing tetapi lebih kepada penangkapan ikan yang aman.

Karena itu, negara-negara yang hadir diharapkan dapat saling berkolaborasi mengatasi tantangan dan ancaman terhadap laut.

KTT AIS Forum 2023 akan membahas akar masalah dari ilegal fishing yang dinilai berasal dari masalah kemiskinan dan masalah tata kelola.

Baca juga: Disdikpora dan UPTD PPA Pastikan Anak Agar Tak Sampai Jadi Korban Bullying


Untuk itu, Indonesia hendak mendorong ecotourism menjadi sumber penghidupan masyarakat di pesisir melalui pertemuan internasional tersebut.

Pada tahun 2023, AIS Forum berencana menjalin koordinasi dan kerja sama dengan berbagai organisasi dan inisiatif regional dan global yang telah well-established.

Hal ini dilakukan dengan harapan dapat menyebarluaskan manfaat nyata program dan aktivitas pembangunan AIS Forum kepada lebih banyak anggota masyarakat dan komunitas lokal dan global.

Organisasi lain yang akan bekerjasama pada KTT AIS Forum 2023, yaitu: Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil (AOSIS), Komunitas Karibia (Caricom), Negara Pulau Kecil dan Berkembang (SIDS), Inisiatif Segitiga Koral tentang Terumbu Karang, Perikanan, dan Keamanan Pangan (CTI-CFF), Melanesian Spearhead Group (MSG), Forum Pembangunan Pulau-Pulau Pasifik (PIDF), Forum Pulau-Pulau Pasifik (PIF).

Pelaksanaan KTT AIS Forum 2023 di tengah keketuaan ASEAN 2023 semakin menguatkan posisi Indonesia di kancah global.

Kemitraan dan KTT AIS Forum 2023 disebut akan membawa sejumlah manfaat.

Pertama sisi teknologi, teknologi yang lebih maju dalam menangkap ikan agar nelayan dapat mengetahui lokasi ikan, termasuk jenis dan besaran volumenya sehingga akan menghemat waktu penangkapan.

Kedua kesadaran iklim, peningkatan pengetahuan dan kesadaran iklim untuk nelayan.

Teknologi ini penting supaya nelayan terbantu dalam memprediksi iklim saat akan melaut.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved