Berita Gianyar
Pj Bupati Gianyar Masih Dalami Stunting, Dewa Tagel: Kita Belum Bisa Tarik Kesimpulan
Pasca menjadi salah satu fokus program 'Gianyar Aman', angka stunting sempat mengalami penurunan signifikan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Penjabat (Pj) Bupati Gianyar, Bali, I Dewa Tagel Wirasa saat ini masih mendalami penyebab kasus stunting di Kabupaten Gianyar.
Selain karena menjadi sorotan nasional. Angka stunting di kabupaten berjuluk 'gumi seni' ini relatif tinggi dan fluktuatif.
Berdasarkan catatan Tribun Bali, Rabu 11 Oktober 2023, konsentrasi Pemkab Gianyar dalam menangani stunting atau kondisi fisik anak pendek dengan daya otak lemah, sudah dilakukan di awal masa jabatan Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, tepatnya sejak akhir 2018.
Sebelum berbagai program diturunkan dalam penanganan stanting, angka standing di Gianyar mencapai 44,99 persen.
Baca juga: Meningkatkan Literasi pada Anak, Langkah Penting Cegah Stunting
Pasca menjadi salah satu fokus program 'Gianyar Aman', angka stunting sempat mengalami penurunan signifikan. Yakni sebesar 5,1 persen di tahun 2021.
Namun di tahun 2022 kemarin, kurva kembali naik di angka 6,3 persen.
Pj Bupati Gianyar, I Dewa Tagel Wirasa menegaskan, selama ia menjabat di Gianyar, dua hal yang menjadi fokus utamanya. Yakni kemiskinan ekstrem dan stunting.
Sejak beberapa hari menjabat, Dewa Tagel mengatakan pihaknya telah menemukan pola stunting.
"Kita sudah ketemu pola, dan saya pasti bermain data. Stunting itu dari usia 0-5 tahun. Yang mana bisa kita intervensi, berapa jumlah persentasenya, terus metodenya kan sangat berbeda. Sehingga nanti ke depan kita selesaikan apa yang bisa kita intervensi melalui program-program dan yang lebih penting adalah pencegahan di depan, melalui edukasi kepada calon ibu atau ibu hamil. Karena itu sangat berpengaruh terhadap bayi yang dilahirkan," ujar pejabat asal Tampaksiring itu.
Dewa Tagel mengungkapkan, beberapa anak yang mengalami stunting di Gianyar, ia temui anak-anak tersebut memiliki fisik pendek.
"Secara spesifik salah satu penyebab stunting adalah pola asuh. Secara umum yang saya lihat, anak-anak stunting ini kurang tinggi," ujarnya.
Ditanya apakah stunting di Gianyar disebabkan oleh dugaan kualitas bahan makanan yang kurang bagus?
Dewa Tagel belum bisa menyimpulkan hal tersebut.
Namun dalam kajian sementara, stunting disebabkan asupan yang kurang.
"Kita belum bisa tarik kesimpulan ke sana. Tapi mungkin karena pola asuh orangtua. Mungkin saja, ibu hanya berpikir anaknya terlihat sehat, tanpa memperhatikan kebutugan gizi anak dari usia 0-5 tahun. Dan, kondisi ibu pada saat hamil mengalami kekurangan darah atau asupannya kurang dijaga. Itu juga bisa menjadikan anak lahir stunting," tandasnya.
Ditanya apakah stunting ada hubungannya dengan kemiskinan, Dewa Tagel mengatakan sedang melakukan kajian.
"Saat ini saya sedang meminta irisan apakah ada korelasi antara stanting dengan kemiskinan, kita sedang pelajari," tandasnya. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.