Berita Bali
KTT AIS Forum 2023 Berakhir, Banyak Delegasi Memilih Perpanjang Masa Tinggal di Bali
Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 telah berakhir dan menyepakati Deklarasi Solidaritas Negara
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 telah berakhir dan menyepakati Deklarasi Solidaritas Negara Pulau dan Kepulauan.
Tetapi meskipun KTT AIS Forum 2023 berakhir banyak delegasi atau peserta pertemuan itu tidak langsung kembali ke negaranya tetapi lebih memilih extend (memperpanjang) di sini.
Baca juga: Intip Tugas-Tugas Polri Selama Perhelatan KTT AIS di Bali, Kapolda Bali Sebut Telah Berjalan Sukses
“Banyak yang sudah extend, tadi ada yang menyampaikan akan ke Labuan Bajo, ada yang ingin mencoba hanya di Bali saja."
"Tapi kami menawarkan beberapa paket termasuk juga desa wisata,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno usai mendampingi Presiden Jokowi pada konferensi pers KTT AIS Forum, di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Desain Nuansa Lautan Disuguhkan Pada KTT AIS Forum 2023 di Bali
Dan salah satu desa wisata yang ditawarkan dalam paket wisata kepada delegasi adalah desa wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli.
“Salah satu desa wisata yang kami unggulkan (ditawarkan) dan kami sampaikan bahwa nominasi Indonesia untuk desa wisata terbaik dunia ada di Desa Penglipuran,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Ia menambahkan angka kunjungan wisatawan ke desa wisata setiap tahun naik 20 hingga 30 persen dan terbukti desa wisata dapat menciptakan peluang usaha serta lapangan kerja yang banyak sekali.
Baca juga: Satgas Evakuasi KTT AIS, Siap Amankan Tamu Negara Dari Potensi Bencana Gempa Bumi M 8,5 dan Tsunami
Desa Penglipuran juga dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Desa wisata ini mengusung konsep pelestarian budaya dan tradisi, serta mengedepankan konservasi lingkungan.
Berkat kebersihan dan kerapiannya, desa seluas 112 hektare ini berhasil menyabet beberapa penghargaan diantaranya Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada tahun 2017, dan yang terbaru, destinasi ini masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.
Desa Penglipuran mengusung patokan adat yang sudah turun-temurun, yakni dibangun dengan Konsep Tri Mandala, di mana tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.
Pembagian wilayah tersebut diurutkan dari wilayah paling utara hingga paling selatan.
Di wilayah utara, ada Utama Mandala. Wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa. Di sini pulalah tempat beribadah didirikan.
Sedangkan, di bagian tengah, ada zona yang disebut sebagai Madya Mandala.
Zona tengah merupakan pemukiman penduduk, di mana rumah-rumah penduduk dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama.
Dan wilayah paling selatan disebut dengan Nista Mandala. Tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.