Berita Bangli

DLH Bangli Lakukan Penyemprotan Berkala Untuk Antisipasi Kebakaran di TPA

Musibah kebakaran di TPA Suwung, Denpasar diduga akibat dampak musim kemarau.

|
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Petugas DLH Bangli ketika melakukan penyemprotan di TPA Bangli. Jumat (13/10/2023) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Musibah kebakaran di TPA Suwung, Denpasar diduga akibat dampak musim kemarau.

Mengantisipasi hal serupa, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli secara berkala melakukan penyemprotan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangli. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala DLH Bangli I Putu Ganda Wijaya, Jumat, 13 Oktober 2023.

Kata dia, sejauh ini TPA Bangli yang berlokasi di Desa Landih, Kecamatan Bangli belum pernah terjadi musibah kebakaran.

Walau demikian, dalam pengelolaan sampah pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan.

Salah satu contohnya melakukan pemilahan sampah yang berpotensi memantik api.

Berikutnya pada musim kemarau saat ini, pihaknya juga melakukan penyemprotan sampah.

"Penyemprotan sifatnya situasional, memanfaatkan air PDAM pada pipa yang terpasang di lokasi TPA," sebutnya. 

Baca juga: Oknum Guru Yang Melecehkan Siswanya Dilimpahkan ke Kejari Karangasem

Baca juga: Tabanan Miliki Nuanu, Ciptakan Kota Dengan Ekosistem Berkelanjutan


Kata dia, di TPA Bangli ada petugas yang berjaga untuk memantau apabila muncul asap di lokasi sekitar.

Selain itu pihaknya juga melarang pemulung membawa korek ataupun rokok saat melakukan aktifitas di TPA. 

Pasca musibah yang terjadi di TPA Suwung, Denpasar, Ganda mengaku pihaknya belum menerima kiriman sampah dari wilayah Kabupaten lain.

"Sejauh ini belum ada komunikasi terkait hal itu," imbuhnya. 

Disinggung mengenai rata-rata sampah yang dibuang ke TPA Bangli, mantan Kepala Bappeda Bangli ini menyebut kisaran 83 meter kubik per hari.

Sedangkan dalam setahun, totalnya mencapai 45 ribu ton.

"Setiap hari ada 15 truk sampah yang masuk ke TPA. Sebelum masuk cell, seluruh sampah lebih dulu dipilah. Setelah melalui pengolahan baru dilakukan pengurugan dengan tanah. Khusus sampah-sampah organik, selanjutnya dijadikan pupuk kompos," ujarnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved