Berita Jembrana

1.000 Lebih Terdampak Kekeringan, 9 Wilayah di Jembrana Krisis Air Bersih, 9 Titik Kebakaran Lahan

BPBD Jembrana juga melakukan sosialisasi untuk antisipasi kebakaran, terutama lahan.

Tribun Bali/Made Prasetia Aryawan
SALURKAN AIR - Suasana saat petugas BPBD Jembrana menyalurkan air bersih ke wadah penampungan di Kecamatan Mendoyo, Jembrana, belum lama ini.  

TRIBUN-BALI.COM - Sejumlah wilayah di Jembrana masih terdampak kekeringan diperparah fenomena El Nino hingga saat ini. Sejak Agustus-Oktober 2023 ini, sedikitnya ada 9 titik wilayah dan estimasi seribu orang lebih warga yang mengalami krisis air bersih.

Di sisi lain, ada enam peristiwa kebakaran lahan di saat musim kekeringan ini. Seiring dengan kondisi saat ini, BPBD Jembrana juga melakukan sosialisasi untuk antisipasi kebakaran, terutama lahan.

Menurut data yang diperoleh dari BPBD, total 9 wilayah yang mengalami krisis air bersih adalah Lingkungan Pancardawa dan Dewasana, Kelurahan Pendem, Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauhwaru, di Kecamatan Jembrana. Kemudian di Banjar Sombang, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya.

Selanjutnya di Banjar Berangbang dan Pengajaran, Desa Berangbang, Kecamatan Negara. Kemudian ada di Tempek Jati dan Gong di Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh serta Banjar Panca Sari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo.

Sementara untuk kebakaran lahan terjadi di enam titik periode 16 Agustus-22 Oktober 2023. Rinciannya, kebakaran lahan kosong di Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo.

Kebakaran lahan kosong di Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan Negara, kebakaran lahan kosong di Banjar Air Anakan Desa Banyubiru Kecamatan Negara, kebakaran lahan kosong di Banjar Tegal Cantel Desa Yeh Kuning Kecamatan Jembrana.

Baca juga: Gunung Batur Kebakaran Tapi Tak Pengaruhi Jumlah Pendaki, Rata-rata per Hari 200 Orang 

Baca juga: Terseret Pusaran Kasus SPI Unud! Nama Prof Raka Sudewi Disebut-sebut, Rektor Unud Diadili Besok

Kemudian kebakaran lahan kosong di Banjar Anyar Kelod Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo dan terakhir kebakaran lahan kebun di Banjar Ngoneng Desa Mendoyo Dauh Tukad Kecamatan Mendoyo. Dengan jumlah tersebut, sedikitnya sudah ada 296.900 liter air bersih yang disalurkan ke masyarakat hingga Minggu (22/10). Rata-rata penyalurannya 2-5 ribu liter setiap hari.

"Saat ini di Banjar Berangbang, Desa Berangbang kita lakukan suplai air bersih," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, Senin (23/10).

Dia melanjutkan, sedikitnya saat ini ada 9 titik wilayah yang terdampak kekeringan diperparah fenomena El Nino dengan estimasi seribu lebih warga terdampak krisis air bersih. Setiap hari, pihaknya juga menyuplai air bersih sesuai kebutuhan. Ada 2-5 ribu liter setiap harinya yang disalurkan. "Sampai kemarin, sudah ada 296.900 liter air bersih yang kami salurkan di wilayah terdampak," sebutnya.

Di sisi lain, kata dia, dampak fenomena El Nino juga diduga menimbulkan kebakaran lahan. Sepanjang Agustus-Oktober, sedikitnya ada 6 peristiwa kebakaran lahan yang terjadi. Beruntungnya kebakaran tersebut tak sampai meluas bahkan merembet ke pemukiman warga.

"Kami imbau di tengah kondisi saat ini, masyarakat ikut menjaga atau mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan. Sebab, terkadang penyebab kebakaran diduga seperti puntung rokok yang dibuang sembarangan menjadi pemicu terjadinya kebakaran," imbaunya.

Sekretaris BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan, dengan adanya peristiwa kebakaran di TPA Suwung, Denpasar dan TPA Mandung, Tabanan, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk antisipasi hal serupa terjadi di Jembrana. "Tentunya kami siaga, baik bersama instansi terkait dan juga Damkar Jembrana. Semoga saja tidak sampai terjadi hal serupa," harapnya.

Sebelumnya, peristiwa kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) terjadi di beberapa wilayah di Bali. Sebagai antisipasi hal serupa terjadi di Jembrana, petugas terkait telah melakukan langkah-langkah pencegahan. Terbaru adalah dengan menyemprotkan campuran cairan EM4 dan Molase. Cairan ini dinilai mampu mempercepat penguraian sampah di TPA Peh Jembrana dan meminimalisir timbulnya gas metana yang disebut sebagai salah satu pemicu kebakaran.

Di sisi lain, patroli dan mengultimatum petugas di TPA Peh untuk tidak membuang puntung rokok sembarang tetap dilaksanakan. Patroli dilakukan dengan cara mengecek timbunan gunung sampah yang tingginya mencapai 30-35 meter secara berkala guna memastikan tidak sampai timbul percikan api. Mengingat suhu panas yang terjadi saat ini bisa memicu peristiwa kebakaran di TPA. (mpa)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved