Bisnis
Harga Beras Lokal di Bangli Naik, Tak Ada Gabah 20 Hari, Pasokan ke Pabrik Penggilingan Masih Langka
Pengusaha penggilingan gabah, Dewa Gede Bayu mengatakan, harga gabah saat ini mencapai Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kilogram.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Harga beras lokal Bangli mengalami kenaikan signifikan. Naiknya harga beras imbas dari naiknya harga gabah akibat minimnya stok.
Pengusaha penggilingan gabah, Dewa Gede Bayu mengatakan, harga gabah saat ini mencapai Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kilogram.
Nominal tersebut mengalami kenaikan harga, dari sebelumnya Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram.
"Kondisi ini tentu berimbas pada naiknya harga beras lokal Bangli. Dari sebelumnya Rp 260 ribu hingga Rp 270 ribu per 25 kilogram, saat ini harganya menjadi Rp 300 ribu hingga Rp 310 ribu per 25 kilogram. Itu merupakan kualitas bagus dari petani lokal," sebutnya Rabu (25/10/2023).
Baca juga: Malah Mirip Iklan Sabun, Ketua KPU Bali Komentari Baliho Caleg di Setiap Sudut Kota Jelang Pemilu
Baca juga: TPA Suwung Diwacanakan Tutup 2024, Tunggu Komitmen Badung dan Denpasar

Dewa Bayu mengatakan, naiknya harga beras lokal Bangli bukan semata-mata akibat musim kemarau. Justru musim kemarau lebih menguntungkan bagi para petani. "Mereka dimudahkan untuk proses penjemuran sehingga gabah bisa cepat kering untuk selanjutnya digiling," ucap dia.
Naiknya harga beras, imbuh Dewa Bayu, lebih dipengaruhi stok yang tidak ada. Kata dia, ada beberapa faktor yang diduga jadi penyebab. Mulai dari gagal panen akibat serangan hama, kekeringan ataupun alih fungsi lahan.
"Kalau biasanya sebelum musim kemarau ini, saya sebagai pengusaha penggilingan gabah dalam sebulan mampu melayani delapan ton penggilingan. Kalau sekarang hanya empat ton," jelasnya.
"Dalam hitungan harian, minimal mampu melayani sampai 100 kilogram beras per hari. Tapi semenjak kemarau, untuk nyari 30 kilogram beras saja susah," demikian sambungnya.
Sedangkan di Jembrana, pabrik penggilingan gabah sudah tak mendapat gabah sejak 20 hari lamanya. Informasinya, luasan tanaman padi dan panen yang kecil menyebabkan gabah menjadi langka.
Bahkan jika ada, harganya pun tinggi yakni di kisaran Rp 7.300 hingga 7.400 per kilogram. Sementara harga beras premium di Pasar Umum Jembrana masih menunjukkan harga Rp 15 ribu per kilogram.
Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana menyatakan stok beras pekan ini surplus 800 ton. Ketersediaan aman dalam sepekan kedepan. "Sudah 20 hari belakangan ini tidak ada gabah yang masuk ke pabrik," kata Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jembrana, I Putu Sentana.
Langkanya gabah dipengaruhi oleh luas tanam yang kecil kemudian berdampak ke harga gabah sehingga terjadi lonjakan harga beras di pasaran. Saat ini pengolah gabah mengeluhkan harga gabah yang tinggi, yakni mencapai Rp 7.300 hingga 7.400 per kilogram.
"Ini (harga) yang tertinggi, selama ini belum pernah harga gabah sampai segini. Mungkin dipengaruhi oleh beberapa kondisi saat ini, banyak sawah yang kekeringan sehingga luas panennya juga kecil," ungkapnya. (mer/mpa)
Persediaan Satu Pekan
CADANGAN Batu Bara Indonesia 31,9 Miliar Ton, Bali Tuan Rumah Internasional Fastmarkets CT Asia 2025 |
![]() |
---|
POTENSI Besar di Industri Crypto di Indonesia, OJK Sebut Transaksi Crypto Alami Kenaikan Tiap Bulan |
![]() |
---|
TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras & Daging Naik |
![]() |
---|
Industri Furnitur Diprediksi Tumbuh Moderat, Simak Alasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
RUPIAH Anjlok ke Rp16.601 Per Dolar AS, Simak Alasannya! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.