Berita Klungkung

KMP Nusa Jaya Abadi Masih Docking, Pengiriman Kebutuhan Pokok di Pelabuhan Tribuana Membludak 

Berbagai barang mulai dari material bangunan hingga sembako tampak menumpuk di Pelabuhan Tribhuana, Desa Kusamba, Klungkung, Bali, Kamis (26/10/2023).

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Barang kebutuhan pokok menumpuk di pelabuhan Tribuana, Desa Kusamba, Dawan, Klungkung, Kamis (26/10/2023). 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Berbagai barang mulai dari material bangunan hingga sembako tampak menumpuk di Pelabuhan Tribhuana, Desa Kusamba, Klungkung, Bali, Kamis (26/10/2023).

Barang-barang tersebut menunggu giliran untuk disebrangkan ke Kecamatan Nusa Penida.

Semenjak KMP Nusa Jaya Abadi menjalani docking (perawatan rutin), penyebrangan barang dari Pelabuhan Tribhuana menuju Nusa Penida membludak setiap harinya.

Baca juga: Proyek BMTH Capai Tahap Akhir Pembangunan, Fokus Tata Pelabuhan Benoa Jadi Pariwisata Maritim Bali


Waktu menunjukan pukul 11.00 wita, dan kendaraan yang membawa muatan sembako tampak hilir mudik di Pelabuban Tribhuana.

Berbagai barang seperti galon, karung beras dan bahan material bangunan terlihat menumpuk dipelabuhan.

Sementara beberapa mobil juga parkir, menunggu giliran muatannya diangkut ke sampan bermesin untuk disebarangkan ke Nusa Penida.

Baca juga: Pelabuhan Benoa Jadi Pariwisata Maritim Bali, Tahun 2024 Kunjungan Kapal Pesiar Naik 45 Persen


Seorang warga yang hendak menyebrangkan barangnya ke Nusa Penida I Made Mertayasa mengatakan, dirinya seminggu dua kali menyebrangkan sayuran ke Nusa Penida melalui pelabuhan Tribhuana.

Menurutnya kondisi angkutan barang di Pelabuhan Tribhuana sudah membludak, semenjak KMP Nusa Jaya Abadi masuk docking pada awal Oktober 2023 lalu.


Ia lebih memilih menyeberangkan barang melalui pelabuhan tradisional, karena lebih lancar. Walaupun diakuinya biaya yang ia keluarkan lebih mahal, jika dibantingkan menyebrangkan barang menggunakan Kapal LCT dari Pelabuhan Padangbai.

Baca juga: Dua Pelabuhan Marina Dari Bappenas & PT.BTID Bakal Dibangun di Desa Serangan, Ini Kata Pakar Maritim


Selaim itu jika menyebrangkan barang dengan kapal LCT dalam kondisi saat ini, mobil pengakut barang harus menunggu antrean selama berhari-hari.


"Kalau lewat dini (Pelabuhan Tribuana) bisa setiap hari nyebrang (ke Nusa Penida). Kami kan membawa muatan sayur, jadi harus dikirim cepat agar tidak rusak," ujar Mertayasa.

Baca juga: KSP Moeldoko Lakukan Tinjauan ke Pelabuhan Sanur Bali, Beberkan Opsi Dibangun Gedung Bertingkat


Diakuinya biaya yang dikeluarkan menyebrangkan barang ke Nusa Penida dengan sampan di Pekabuhan Tribuana lebih mahal. Selain mengeluarkan biaya penyebrangan dengan sampan, Mertayasa juga harus mengeluarkan biaya untuk buruh angkut barang.


"Biaya memang jadi lebih mahal, tapi barang bisa lebih cepat sampai di Nusa Penid," ujarnya.


Membludaknya barang yang akan disebrangkan ke Nusa Penida, membuat keberangkatan sampan pengakut barang juga bertambah.

Jika biasanya hanya ada sekali keberangkatan untuk sebrangkan barang ke Nusa Penida, akhir-akhir ini bisa mencapai tiga kali keberangkan dalam sehari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved