Berita Bangli
Lahan Sawah Di Banjar Sedit Alih Fungsi, Imbas Tiga Tahun Tak Teraliri Air
Harga beras yang melambung tinggi akhir-akhir ini, salah satunya disebabkan sulitnya pasokan gabah
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Harga beras yang melambung tinggi akhir-akhir ini, salah satunya disebabkan sulitnya pasokan gabah. Kondisi ini diperparah dengan alih fungsi lahan yang marak terjadi.
Misalnya di Subak Badung, yang berada di wilayah Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang. Lahan pertanian seluas 13 hektare ini mulanya merupakan lahan produktif.
Namun akibat kerusakan bendung yang terjadi tiga tahun lalu, lahan tersebut kini nganggur.
Kepala Lingkungan Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang I Made Sujana Arta tidak memungkiri realita yang terjadi.
Menurutnya sebelum bangunan irigasi berupa bendung hancur akibat air bah tiga tahun lalu, petani bisa melakukan pola tanam secara optimal.
Sujana Arta menyebut, semula dalam setahun petani sekitar bisa tiga kali menanam padi.
Namun sejak kerusakan bendung yang berlokasi di LC Aya, lahan sawah yang semula subur kini berubah menjadi kering akibat sangking lamanya lahan menganggur.
Bahkan karena belum adanya kepastian perbaikan, lahan pertanian sedikit demi sedikit mulai beralih fungsi.
"Ada yang digunakan untuk tempat peternakan ayam, untuk bangunan rumah, adapula lahan yang dikontrakkan untuk membangun yayasan," ungkapnya.
Sujana Arta menambahkan, pihak dia sejatinya sudah sempat menyampaikan kepada instansi terkait ihwal kerusakan bendung. Kendati demikian belum ada kepastian kapan perbaikan bendung tersebut.
Baca juga: Prof Wiksuana Akui Ada Kelalaian Pungutan SPI Unud
Baca juga: Kualifikasi Piala Dunia 2026: Shin Tae-yong Kirim Mata-mata Demi Analisis Peta Kekuatan Irak
"Tentu harapan kami agar kerusakan infrastruktur ini mendapat perbaikan dan bisa segera diperbaiki. Dengan demikian lahan petani bisa kembali produktif," harapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Fungsional Teknik Bidang Irigasi dan Sumber Daya Air Dinas PUPR Perkim Bangli, Ida Bagus Adnyana mengaku perbaikan kerusakan bangunan bendung Subak Badung, sejatinya sempat diusulkan ke pusat.
Rencananya perbaikan akan menggunakan sumber anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK).
"Hanya saja ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya luas lahan subak minimal 30 hektare. Sementara di Subak Badung hanya 13,5 hektare. Karena tidak memenuhi persyaratan, maka perbaikan kami usulkan melalui dana BKK," ucapnya.
IB Adnyana menambahkan, kerusakan bendung tidak hanya terjadi di Subak Badung saja. Kondisi serupa juga terjadi di bendung Tingkad Batu, Desa Jehem, Tembuku serta bendung Tunggak Alas, Kelurahan Bebalang, Bangli.
"Yang paling luas cakupannya bendung Tunggak Alas yang mencapai 78 hektare. Sedangkan di bendung Tingkad Batu cakupannya 28 hektare. Rencananya bendung Tunggak Alas kami usulkan perbaikan lewat DAK," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.