Berita Jembrana

BPBD Jembrana Terima Info Dua Daerah Baru Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Mandi Sekali Sehari

BPBD Jembrana telah menyalurkan air bersih, warga mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah serta kepolisian

Tribun Bali/ I Made Prasetia
Sejumlah warga Lingkungan Dewasana yang menbawa ember dan mengantri untuk mendapatkan air bersih dari pemerintah, belum lama ini. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kekeringan yang melanda sebagian wilayah Jembrana masih berlangsung hingga Selasa 31 Oktober 2023.

Untuk pemenuhan kebutuhan dasar, seperti minum dan memasak, pemerintah melalui BPBD Jembrana telah menyalurkan air bersih.

Sementara itu, sejumlah warga mengaku terpaksa hanya mandi sekali sehari karena jarak sumber air, seperti sungai yang cukup jauh.

Selain itu, sebelumnya warga juga sampai membangun tempat penampungan sementara dengan menggunakan terpal.

Baca juga: Krisis Air Jadi Atensi Bangli, Nusa Penida, Hingga Karangasem,Kobaran Api Membakar Pipa Air Bersih

Menurut data yang diperoleh dari BPBD Jembrana, sejak 16 Agustus hingga 29 Oktober 2023 tercatat ada 18 titik wilayah tersebar di 8 desa dan 4 kecamatan yang didistribusikan air bersih.

Dari jumlah wilayah tersebut, sedikitnya ada 1.896 KK atau 7.584 jiwa yang terdampak kekeringan saat ini.

Sementara jumlah air bersih yang sudah didistribusikan 391.900 Liter ke semua wilayah.

Bahkan, sejumlah tandon bahkan hingga penampungan air dari terpal juga disediakan.

Tandon ini disediakan untuk wilayah yang memang sangat membutuhkan air bersih.

"Lokasi sungai sumber airnya lumayan jauh. Kami terpaksa hanya mandi sekali saja sehari," kata warga Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem.

Untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti memasak sehari-harinya, kata dia, ia hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah serta kepolisian.

Namun, untuk keperluan mandi dan mencuci ia memang pergi ke sungai terdekat.

"Mencuci dan mandi memang ke sungai. Kalau kebutuhan pokok sudah disalurkan rutin dari pemerintah. Sebelumnya dari kepolisian juga membantu," tandasnya.

Warga lainnya asal Lingkungan Dewasana, I Nyoman Merta (70) menuturkan, kesulitan air bersih yang dialami ratusan KK ini terjadi sejak Agustus.

Hal ini disebabkan debit sumber air di hulu yang menurun akibat kekeringan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved