Pemilu 2024
Curi Start Pasang Baliho, Pengamat Ungkap Soal Pemanfaatan Periode “Abu-Abu”
Curi Start Pasang Baliho, Pengamat Ungkap Soal Pemanfaatan Periode “Abu-Abu” untuk Gaet Kapital Politik
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Daftar Calon Tetap (DCT) diumumkan secara serentak oleh KPU Bali maupun KPU Kabupaten/Kota se-Bali pada 4 November 2023 lalu.
Kendati baru diumumkan, banyak caleg yang telah jauh-jauh hari memasang alat peraga.
Celakanya, alat peraga yang terpasang itu justru menyerupai Alat Peraga Kampanye (APK), bukan Alat Peraga Sosialisasi (APS).
Hal ini kemudian menjadi atensi Bawaslu dan Pemerintah Provinsi Bali maupun Kabupaten/Kota se-Bali.
Sebab, APK dilarang terpasang sebelum masa kampanye yang dimulai pada 28 November 2023 mendatang.
Menanggapi hal ini, pengamat politik Efatha Filomeno Borromeu Duarte, S.IP., M.Sos. angkat bicara.
Efatha mengatakan, masa pascapenetapan DCT sampai dengan sebelum kampanye, dinilainya sebagai periode abu-abu.
Pada periode ini, partai politik disinyalir memanfaatkannya sebagai arena untuk beradu simbol di ruang publik.
Tujuannya, kata Efatha, diharapkan dapat memberikan efek “kapital politik” dibandingkan parpol saingannya.
Baca juga: Bahayakah Untuk Kesehatan, Konsumsi Air Es Saat Cuaca Panas ? Ini penjelasannya
Baca juga: Sejumlah Wilayah di Bali Terjadi Hujan, BMKG : Itu Wajar Karena Peralihan Musim
Dalam ilmu politik, fenomena ini disebutnya dengan political signaling atau penandaang politik.
“Parpol mungkin memanfaatkan periode abu-abu ini sebagai arena 'kompetisi simbolik' di mana setiap simbol kehadiran mereka di ruang publik.”
“Ini dianggap dapat memberikan 'kapital politik' yang lebih besar dibandingkan kompetitor mereka,” ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali, Senin 6 November 2023.
Adanya pemasangan alat peraga yang seakan-akan “mencuri start” ini, dinialinya sebagai bentuk disonansi kepatuhan.
Artinya, ada ketidakselarasan antara aturan denhan tindakan yang dilakukan oleh partai politik yang bersangkutan.
Penyebabnya, dijelaskan bisa saja lantaran hitung-hitungan strategis atau keterbatasan logistik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.