Berita Badung
Lomba Ogoh-Ogoh Dibatasi Tahun Politik, Badung Tetap Gelar Lomba, tapi Ada Syaratnya
Meski 2024 mendatang memasuki tahun politik, namun Pemerintah Kabupaten Badung tetap akan menggelar lomba ogoh-ogoh tahun depan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Meski 2024 mendatang memasuki tahun politik, namun Pemerintah Kabupaten Badung tetap akan menggelar lomba ogoh-ogoh tahun depan.
Pemerintah melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) setempat akan menyiapkan rambu-rambu dalam berkreasi saat pelaksanaan pawai ogoh-ogoh.
Kadis Kebudayaan Badung, Gde Eka Sudarwitha saat dikonfirmasi tidak menampik hal tersebut. Bahkan pihaknya akan membuat hal yang beda pada pergelaran perayaan Nyepi Saka 1946 itu.
Baca juga: Badung Tetap Gelar Lomba Ogoh-ogoh, Diimbau Desa Adat Lakukan Pergelaran Disatu Tempat
Diakui pada pengarakan, desa adat diharapkan mampu mengemas parade ogoh-ogoh di 2024 lebih menarik dan berkelas, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan pihaknya meminta dilakukan di satu tempat tertentu.
"Nanti ada rambu-rambunya (dalam pembuatan ogoh-ogoh, Red) apakah tidak boleh melambangkan figur politik, alat peraga kampanye. Saya kira sekaa teruna di Badung sudah sangat memahami kebijakan itu," ujarnya.
Baca juga: 57 Peserta se Bali ikuti Lomba Miniatur Ogoh-ogoh di Bangli
Selain menyiapkan kriteria ogoh-ogoh, mantan Camat Petang, mengaku pergelaran harus dilakukan di satu tempat di masing-masing desa. Sehingga semua elemen masyarakat bisa menikmati parade yang dilaksanakan.
"Kami akan mengimbau Sekaa Teruna dan desa adat untuk membuat lomba di tempat khusus, di lapangan desa atau jalan utama desa. Sehingga tidak perlu menutup jalan, atau berkeliling hingga selesai sampai pagi," tegasnya.
Baca juga: Denpasar Tetap Gelar Lomba Ogoh-ogoh Meski Berdekatan Pemilu 2024, Dibalut Kesanga Fest
Sudarwitha, juga akan membatasi durasi waktu saat mengarak ogoh-ogoh, yakni maksimal hingga pukul 23.00 Wita. Dengan pembatasan durasi diharapkan akan meningkatkan kreativitas sekaa teruna untuk menampilkan karya terbaik.
"Jam kegiatannya juga dibatasi, karena yang terbatas akan menimbulkan kreativitas. Jadi kami mengimbau lomba diadakan maksimal pukul 22.00 hingga 23.00 Wita, dan digelar di lingkungan desa," katanya.
Baca juga: 1.000 Lebih Seniman Dilibatkan Dalam Pagelaran Ogoh-Ogoh Kolosal GWK 2023
Terkait lomba, Eka Sudarwitha mengatakan, desa adat diharapkan membuat lomba di masing-masing desa. Lomba ini nantinya akan menjadi pertimbangan juga dalam pemberian nilai lomba ogoh-ogoh yang diselenggarakan Disbud Badung.
"Tetap dilombakan di masing-masing desa adat agar keseluruhan komponen seusia bisa menikmati. Penilaian nanti dikolaborasikan dengan event di desa. Kalau tidak menggelar event di desanya nilainya dikurangi," tegasnya.
Baca juga: Desa Adat Kuta Akan Sediakan Tempat Nyaman Menonton Ogoh-Ogoh, Retribusi Hingga Rp 100.000
Disinggung mengenai bantuan bantuan yang diberikan, pihaknya mengaku belum merancang secara pasti. Kendati demikian angkanya masih mencapai Rp15 juta per sekaa teruna.
"Mudah-mudahan dapat ditingkatkan untuk mendukung kreativitas sekaa teruna. Namun untuk bantuan 2024 nanti besaran nominalnya baru kita beri tahu pastinya," imbuhnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.