Puluhan Pelaku Pariwisata Jalani Pelatihan dan Pengelolaan Destinasi Wisata Jembrana

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Sebanyak 40 orang pelaku pariwisata dari unsur kelompok sadar wisata (pokdarwis), desa wisata, hingga aparat desa diberikan pelatihan peningkatan SDM pariwisata di Jembrana, Bali, Selasa 7 November 2023.

Tujuannya adalah untuk mengelola, mengembangkan dan menggeliatkan lagi pariwisata yang sempat mati suri saat pandemi kemarin.

Tentunya hal tersebut berjalan beriringan dengan peningkatan kualitas dan kompetensi setiap destinasi wisata yang ada di Jembrana.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengakui, dengan pelatihan yang diberikan kepada pelaku pariwisata seperti pokdarwis, desa wisata hingga melibatkan aparat desa bakal menjadi bekal dan semangat untuk mengembangkan pariwisata di Jembrana.

Baca juga: Kawasan Tukad Bubuh Ditata Jadi Destinasi Wisata

"Tentunya selain peningkatan kompetensi, akan membangkitkan semangat pelaku atau pengelola destinasi wisata untuk semakin mengembangkan pariwisata kita sebagai persiapan menyambut Jembrana Emas 2026," tegas Tamba.

Dia melanjutkan, untuk memanage semua destinasi dan potensi lainnya, pihaknya sedang menyiapkan sebuah aplikasi.

Hal ini juga akan memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke Jembrana.

Lewat aplikasi, wisatawan sudah bisa mengakses seluruh destinasi, kuliner, kesenian, kebudayaan kekayaan Jembrana serta penjelasannya.

"Jadi ketika ingin ke Jembrana, bisa tinggal memantau lewat aplikasi tersebut. Wisatawan bisa mengetahui apa saja tentang pariwisata Jembrana nantinya. Sekarang kita tinggal terapkan saja," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara mengatakan, pariwisata menjadi salah satu sektor utama dalam pengembangan ekonomi Jembrana, yang terkenal dengan keindahan alam, kekayaan budaya, kesenian dan keramahan masyarakatnya.

Dalam upaya untuk memaksimalkan potensi wisata, pihaknya lebih mengedepankan pelatihan peningkatan potensi SDM yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pokdarwis, desa wisata, maupun aparat desa untuk bekerja sama dalam pengembangan destinasi wisata.

"Peserta yang kita libatkan mulai dari pokdatwis, desa wisata hingga aparat desa. Aparat desa menjadi salah satu unsur penting karena pengelolaan wisata di suatu wilayah harus didasari payung hukum," jelasnya.

Selain dilakukan pemberian materi dari akademisi atau praktisi pariwisata yang sudah sukses, para peserta pelatihan juga akan diajak turun langsung ke lokasi atau destinasi wisata yang dikelola.

"Jadi akan turun ke obyek juga. Agar kita mengetahui bagaimana mengelola langsung destinasi wisata tersebut," tegasnya.

Kumpulan Artikel Jembrana