Hari Pahlawan

I Gusti Ngurah Made Agung, Berperang Melawan Belanda dengan Jiwa dan Sastra

Raja Denpasar ke-VI, I Gusti Ngurah Made Agung bukan hanya sosok pahlawan yang berjuang dengan jiwa raga, namun juga berjuang lewat karya sastra.

Ist/Dok Pribadi
Penekun lontar yang sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unud, I Putu Eka Guna Yasa 

Karya ketiga yakni Geguritan Dharma Sasana yang memuat kewajiban seorang pemimpin dan pendeta.

Di mana seorang raja dengan kekuatan politiknya harus dekat dengan pendeta dengan kekuatan spiritualnya agar kesejahteraan bisa dicapai.

Sementara dalam Geguritan Hredaya Sastra menggambarkan suasana hatinya saat mendapat intervensi dari Belanda dan berisi ajaran kepemimpinan dalam memenangkan sebuah pertempuran.

Dalam Geguritan Purwa Sanghara mengisahkan tentang tanda-tanda kehancuran zaman dalam sebuah uraian yang sangat tebal.

Kidung Loda memuat ajaran spiritual termasuk eka aksara hingga dasaksara.

Dan terakhir, Kekawin Atlas memuat penjelasan layaknya atlas, terkait dengan letak geografis hingga kondisi semua wilayah di dunia.

“Beliau seorang pemimpin yang nyastra, sehingga disimbolkan membawa keris dan pangrupak,” imbuhnya.

Selain itu, I Gusti Ngurah Made Agung juga disebut sebagai sosok raja yang sangat dekat dengan kawi wiku Ida Pedanda Made Sidemen. (*)

 

Artikel lainnya di Hari Pahlawan

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved