Berita Buleleng

Banyak Penolakan, Kadis Kesehatan Buleleng Tegaskan Nyamuk Mengandung Wolbachia Aman

Penyebaran telur nyamuk mengandung wolbachia di rumah tangga asuh yang tersebar di 55 desa di Buleleng ditunda. 

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr Sucipto. Ia menyatakan wolbachia aman dan tidak ada efek samping. 

Rumah tangga asuh itu diharapkan nanti dapat memelihara telur-telur tersebut hingga menetas. 


Masing-masing rumah tangga asuh akan diberikan satu buah kapsul berisikan 400 butir telur nyamuk yang mengandung wolbachia.

Kapsul tersebut nantinya dapat dimasukan ke dalam gentong berisi air. Sehingga telur-telur tersebut dapat menetas dalam waktu tujuh hingga 14 hari. 

 

Dalam pemeliharaannya, warga yang terpilih sebagai rumah tangga asuh hanya diminta untuk menjaga telur-telur itu agar tidak dimakan oleh binatang, serta dijauhkan dari jangkauan anak kecil.

Sehingga tingkat keberhasilan menetas bisa mencapai 75 hingga 80 persen. 

Baca juga: Kasus DBD di Denpasar Menurun, Agustus 2023 Hanya 29 Kasus, November 2023 Rilis Nyamuk Wolbachia


"Yang memilih siapa yang menjadi rumah tangga asuh itu dari pihak World Mosquito Program (WMP). Intinya lokasi yang dipilih merupakan wilayah dengan data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tinggi," jelas dr Sucipto. 


Buleleng dipilih menjadi salah satu daerah untuk pengembangan nyamuk yang mengandung wolbachia di Bali. 

Hal ini dilakukan lantaran Buleleng menjadi kabupaten penyumbang kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Bali.

Sejak Januari hingga Juni saja, tercatat sudah ada 616 orang yang terkena DBD. 

 

Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariyasa mengatakan, pengendalian DBD dengan metode Wolbachia ini dilakukan bekerja sama dengan World Mosquito Program (WMP).

Anggaran yang digunakan bukan berasal dari APBN maupun APBD. Melainkan disponsori oleh pemerintah Australia dan Gillespie Family Foundation. 


Metode Wolbachia kata Kariyasa pernah diterapkan di Kabupaten Bantul, dan berhasil menekan kasus DBD hingga 77 persen.

Untuk itu, di Bali metode ini akan dilakukan khusus untuk daerah Buleleng dan Denpasar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved