Berita Bali
Penebaran Nyamuk Wolbachia di Denpasar Ditunda, Puskor: Kita Tak Tahu Dampaknya
Penebaran nyamuk Wolbachia di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng ditunda hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Dalam pemeliharaannya, warga yang terpilih sebagai rumah tangga asuh hanya diminta untuk menjaga telur-telur itu agar tidak dimakan oleh binatang, serta dijauhkan dari jangkauan anak kecil. Sehingga tingkat keberhasilan menetas bisa mencapai 75 hingga 80 persen.
"Yang memilih siapa yang menjadi rumah tangga asuh itu dari pihak World Mosquito Program (WMP). Intinya lokasi yang dipilih merupakan wilayah dengan data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tinggi," jelas dr Sucipto.
Buleleng dipilih menjadi salah satu daerah untuk pengembangan nyamuk yang mengandung wolbachia di Bali karena menjadi kabupaten penyumbang kasus DBD tertinggi di Bali. Sejak Januari hingga Juni saja, tercatat 616 orang yang terkena DBD.
Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariyasa mengatakan, pengendalian DBD dengan metode Wolbachia ini dilakukan bekerjasama dengan WMP. Anggaran yang digunakan bukan berasal dari APBN maupun APBD, melainkan disponsori oleh pemerintah Australia dan Gillespie Family Foundation.
Sementara itu, Kabupaten Jembrana belum menjadi pilot projek penerapan metode Wolbachia untuk mengentaskan atau memerangi kasus DBD.
Di Bali, rencana program tersebut baru akan dilakukan di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng. Jika semisalnya dijadikan wilayah pilot proyek, Jembrana bakal siap dengan syarat harus mengetahui secara detail rencana penerapan metode tersebut.
Untuk diketahui, dalam kurun waktu lima tahun atau sejak 2019-Oktober 2023, jumlah kasus DBD di Jembrana 1.347 kasus. Kepala Dinas Kesehatan, dr Made Dwipaya mengatakan, penerapan metode tersebut kemungkinan mengacu pada jumlah kasus.
Meskipun di Jembrana cenderung sedikit (kasus DBD), pihaknya berupaya dengan melakukan PSN di lingkungan masing-masing serta fogging sebelum masa penularan (SMP) serta fogging ketika ditemukan kasus.
Di Karangasem, Kepala Dinas Kesehatan setempat, Gusti Bagus Putra Pertama, mengatakan, Pemkab Karangasem belum menerapkan metode wolbachia untuk menekan kasus DBD karena pihaknya belum menerima petunjuk teknis serta sosialisasi metode tersebut.
Di Bangli, Kepala Dinas Kesehatan setempat, I Nyoman Arsana menjelaskan, Bangli belum menerapkan penebaran nyamuk Wolbachia, untuk pengendalian DBD karena tidak termasuk sebagai plot project. Pengendalian DBD di Bangli masih menerapkan 3M plus.
Puskor: Kita Tak Tahu Dampaknya
PUSAT Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) menolak program nyamuk dengan bakteri Wolbachia untuk diterapkan di Bali.
Bahkan pihak Puskor meminta agar program tersebut dibatalkan dan bukan ditunda. Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Umum Puskor Hindunesia, Ida Bagus K Susena saat dihubungi, Senin (13/11/2023).
Susena menambahkan, sejak muncul program yang digagas Save the Children dan World Mosquito Program, pihaknya telah menolak.
Hal ini karena tak dijelaskan secara rinci dampak negatif ke depannya dari program ini dan, menurutnya, sosialisasi yang dilakukan ke masyarakat juga tidak maksimal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.