Nyamuk Wolbachia Cegah DBD

Tuai Pro dan Kontra, Dinkes Bali Tunggu Hasil Kajian Nyamuk Wolbachia

Pro dan kontra penyebaran Nyamuk Wolbachia untuk memberantas DPD membuat Pemerintah nampaknya berpikir kembali untuk penerapannya.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Muhammad Raka Bagus Wibisono Suherman
Pixabay
Ilustrasi nyamuk - Pro dan kontra penyebaran Nyamuk Wolbachia untuk memberantas DPD membuat Pemerintah nampaknya berpikir kembali untuk penerapannya. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pro dan kontra penyebaran Nyamuk Wolbachia untuk memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD) membuat Pemerintah nampaknya berpikir kembali untuk penerapannya.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Nyoman Gede Anom mengatakan pihaknya masih menanti hasil kajian dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar untuk hasil seberapa efektif nya Nyamuk Wolbachia untuk memberantas (DBD).

“Tanya ke Denpasar (Dinkes) tanggapan kita menunggu kajian lebih lanjut kita kan menerima dari Kemenkes. Ini yang perlu kita tahu (dampak) kita harus melihat sisi pro ingin menurunkan DBD dengan nyamuk Wolbachia yang kontra harus melihat kajian sampai sejauh mana,” kata, Anom singkat.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, I Gusti Putu Budiartha menyambut baik dan mendukung rencana penyebaran Nyamuk Wolbachia di Bali untuk meminimalisasi kasus DBD. Khususnya di wilayah yang tingkat DBD-nya tinggi.

Baca juga: Seberapa Efektif Nyamuk Wolbachia Cegah DBD ? Ini Penjelasannya

Namun demikian, teknologi ini harus benar-benar diuji dan dianalisa secara medis. Jangan sampai teknologi yang diterapkan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi, sampai menimbulkan penyakit baru di tengah masyarakat.

“Kalau itu (nyamuk Wolbachia,red) ada kepastian dari hasil analisasi laboratorium, dan hasilnya bagus terhadap dampak kesehatan masyarakat untuk mengurangi nyamuk deman berdarah, bagus kalau itu disebarkan segera. Apalagi sekarang sudah menjelang musim hujan. Kalau hasilnya relevan, saya fikir tidak masalah kalau disebarkan di daerah-daerah yang kasus deman berdarahnya tinggi di Bali,” tandas Politisi PDI Perjuangan ini.

Terkait rencana penerapan teknologi Wolbachia ini, diungkapkan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Bali belum melakukan pembahasan koordinasi bersama Komisi IV DPRD Provinsi yang salah satunya membidangi kesehatan.

Sehingga, Komisi IV DPRD Provinsi Bali belum mengetahui hasil analisa dari teknologi ini. Meskipun demikian, Budiartha akan mencari informasi kepada pihak terkait yang paham tentang teknologi nyamuk Wolbachia ini.

Baca juga: Pentingnya Vaksinasi, Usia Produktif Riskan Terkena DBD Berulang

“Kita belum pernah melakukan pembahasan masalah ini, karena Dinas Kesehatan Provinsi Bali belum menyampaikan argumentasinya kepada dewan. Tapi kita coba nanti tanya kepada orang-orang yang paham tentang Wolbachia ini,“ ujarnya.

Terkait adanya penolakan penyebaran nyamuk Wolbachia di tengah masyarakat, Budiartha mengatakan akan segera memanggil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk dimintai keterangan terkait permasalahan dan dampak jika teknologi ini dilakukan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved