Mobil Pemedek Nyungsep di Bangli

Angker! Pengendara Sempat Lihat Sosok Mistis di Jalur Nongan, Ini Penjelasan Putu Eka

Angker! Pengendara Sempat Lihat Sosok Mistis di Jalur Nongan, Ini Penjelasan Putu Eka

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/Saiful Rohim
Angker! Pengendara Sempat Lihat Sosok Mistis di Jalur Nongan, Ini Penjelasan Putu Eka 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Lokasi kecelakaan minibus di Jalan Raya  Nongan-Bangli yang merenggut enam nyawa ternyata dikenal sebagai titik jalanan yang angker.

Seperti diketahui kecelakaan yang terjadi pada Kamis 16 November 2023 sore itu tepat di Banjar Sigar, Nongan Kecamatan Rendang,  Kabupaten Karangasem

Menurut pengakuan beberapa warga, kerap ditemui hal mistis dan mengalami kejadian aneh saat melintas di TKP.

Baca juga: Duka di Jalur Nongan Belum Selesai, Putu Ariawan Tewas Disapu Pikap di Jalan Singaraja-Gilimanuk

Kecelakaan yang melibatkan motor dan mobil pun sering terjadi di jalur Nongan tepatnya di lokasi kecelakaan.

I Putu Eka Setiawan, warga yang berdagang sekitar lokasi mengatakan, jalur  kecelakaan minibus dikenal angker.

Banyak cerita berbau mistis yang dilihat  pengendara.

"Saya jualan sekitar lokasi sejak 2006, belum pernah lihat sesuatu. Tapi banyak  pengendara yang mengaku lihat suatu  gaib," ungkap Putu Eka, Minggu (18/11/2023).

Baca juga: Nyawa Pasutri Terenggut di Jalanan Nongan Karangasem, Gede Dana Diamankan Sepulang dari RS

Pria asal Nongan ini bercerita, pernah pengendara melihat ada sesosok mahluk gaib terbang di sekitar area jalan.

Putu Eka mengatakan, pengendara itu sempat memacu kendaraannya cukup kencang.

Namun, pengendara itu selamat melewati jalur Nongan.

Banyak pengendara dan masyarakat yang lihat sesuatu yang aneh dan menakutkan di jalur Nongan-Bangli ini.

"Ada lagi cerita, motor pengendara tiba-tiba mati saat akan memasuki jalanan. Pengendara akhirnya mendorong motornya sampai melewati jalanan"

Baca juga: Made Tis Batal Naik Mobil yang Renggut 6 Nyawa di Nongan Karangasem, Saya Sudah Diajak Naik

"Setelah itu kendaraannya hidup kembali. Walaupun dikenal angker, tapi saya tak pernah melihatnya," kata Putu  Eka.

Hal serupa  juga diungkapkan warga lainnya, Pande Winata.

Ia mengatakan pada jalan turunan dikenal  angker tepat pada lokasi kecelakaan Pemedek yang pulang mengikuti persembahyangan di Bangli.

Namun diakui Winata, kecelakaan yang sebelumnya terjadi tak separah kecelakaan dua hari lalu yang merenggut enam nyawa sekaligus.

Ditambah lagi korban luka berat dan ringan.

"Kejadian kemarin parah. Penumpangnya banyak yang meninggal dunia," kata Pande  Winata, pria asal Nongan.

Dia mengatakan, sebelumnya pernah juga mobil nyungsep ke jurang karena rem belong.

Ada juga truk yang bawa  kayu bakar jatuh ke jurang, namun tak ada korban jiwa.

Pantauan Tribun Bali, jalan berdekatan dengan setra (kuburan) yang berada di sebelah barat.

Selain itu di bawah jembatan ada tempat untuk ngayut.

Selain itu kondisi jalanan lumayan terjal serta curam.

Panjang jalan  diperkirakan sekitar 200 meter.

Daerah ini sering terjadi kecelakaan, terutama kendaraan hendak menanjak serta menurun.

Penyelidikan Polda Bali

Ditlantas Polda Bali melakukan olah TKP pasca kecelakaan maut microbus yang mengakut 15 pemedek pada Kamis (16/11/2023). 

Olah TKP dipimpin langsung oleh Dirlantas Polda Bali, Kombes Pol Ruminio Ardano, S.I.K.

Kepada awak media, Kombes Pol Ruminio mengatakan, hingga Jumat (17/11/2023) pihaknya masih dalam tahap olah TKP. 

Namun dari hasil awal lidik sejak Kamis, sementara kejadian kecelakaan ini diakibatkan oleh out of control.

"Jadi hilangnya kendali oleh kendaraan microbus dari turunan yang dimungkinkan, bisa jadi karena fungsi rem yang tidak baik. Sehingga terjadinya lepas kendali," ungkapnya. 

Akibat kejadian tersebut, lanjutnya, kendaraan mengalami oleng hingga menabrak truk yang sedang berhenti di pinggir jalan. 

"Ini merupakan kesimpulan awal. Nanti akan dilakukan lagi Traffic Accident Analysis (TAA) terkait dengan hal tersebut, menggunakan scientific crime investigation. Jadi menggunakan TAA tadi," imbuhnya. 

Dirlantas mengatakan, pada lokasi kejadian ada bekas rem sepanjang kurang lebih 38 meter. 

Selain itu di badan jalan juga terdapat bekas gesekan, yang selanjutnya akan dianalisis kembali. 

"Ini kemungkinan besar, kendaraan microbus yang datang dari arah atas, hilang kendali saat turun. Nah hilang kendali ini yang kita dalami lagi,”

“Apakah akibat rem, atau fungsi kendaraan lain yang tidak berfungsi dengan baik," ujarnya.

Mengenai kondisi sopir mini bus, Kombes Pol Ruminio menyebut sang supir mengalami luka berat dan masih butuh perawatan. 

Sehingga pihaknya belum bisa meminta keterangan lebih dalam. 

Sementara dari sisi kendaraan, mantan Direktur Binmas Polda DIY ini menambahkan, pihaknya masih akan meninjau apakah melebihi kapasitas atau tidak. 

Sedangkan mengenai kelaikan jalan, menurutnya karena microbus menggunakan plat hitam dan bukan merupakan angkutan umum, maka dari pihak Dishub juga tidak melakukan kegiatan pengawasan. 

"Ini murni pemiliknya yang harus mengecek kendaraannya. Ini berlaku juga bagi seluruh pemilik kendaraan baik roda dua, empat, atau lebih,”

“Pemilik kendaraan harus sering mengecek kelaikan kendaraannya," ucap dia.

Disinggung soal jalur Bangbang - Nongan yang kerap terjadi kecelakaan, Kombes Pol Ruminio mengaku pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah stakeholder,"

"Mulai dari Dishub Provinsi hingga Jasa Raharja. Hasil koordinasi tersebut, kami akan menambah lagi sistem keamanan jalannya. Mulai dari rambu-rambu hingga guard rail di kanan dan kiri jalan. 

"Namun untuk upaya tersebut, utamanya kami lakukan analisis dulu, penelitian dulu, untuk menguatkan sistem keamanan jalan yang memang sering terjadi kecelakaan," tandasnya. 

Pantauan di sekitar TKP, sejumlah anggota Ditlantas Polda Bali melakukan penyelidikan menggunakan alat TAA.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Bali Kompol Rahmawaty Ismail menambahkan, secara garis besar, metode TAA sendiri didukung dengan teknologi yang canggih dengan pendeteksi seperti kamera atau sensor lainnya, yang bisa menangkap kemungkinan yang terjadi dalam kecelakaan lalu lintas.

Seperti kondisi struktur jalan, pola pola kejadian, hingga kondisi orang yang mengalami tabrakan. 

"Selain itu, TAA ini juga dapat dijadikan metode untuk mendalami kasus kecelakaan tunggal atau beruntun,"

"Teknologi ini juga dilengkapi dengan pembuatan atau rekonstruksi kejadian menggunakan teknologi animasi 3D sehingga para penyidik Polri dapat mengetahui beberapa faktor atau penyebab utama dari kecelakaan," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved