Mobil Pemedek Nyungsep di Bangli

Detik-detik Saat Kecelakaan di Jalur Nongan, Korban Tewas dan Luka Histeris, Melaju 80 Km/Jam

Detik-detik Saat Kecelakaan di Jalur Nongan, Korban Tewas dan Luka Histeris, Melaju 80 Km/Jam

|
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Kondisi minibus pengangkut pamedek yang mengalami kecelakaan di Nongan, Kamis 16 November 2023. Inset: Jenazah dipulangkan ke rumah duka. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Gede Dana, sopir mini bus yang alami kecelakaan di Jalan Raya Nongan -Bangli, akhirnya diperiksa Polres Karangasem, Minggu (19/11/2023).

Hasil pemeriksaan sementara penyidik Polres Karangasem, sopir kecelakaaan tragis di jalur Nongan itu mengaku kurang fokus saat mengendarai kendaraan, sehingga menyebabkan kecelakaan.

Kasat Lantas Polres Karangasem, AKP Komang Sapta Pramana, mengaku, bersangkutan diperiksa selama 2 jam terkait kecelakaan yang  renggut enam nyawa itu.

Baca juga: Angker! Pengendara Sempat Lihat Sosok Mistis di Jalur Nongan, Ini Penjelasan Putu Eka

"Sopir mengakui jika dia kurang fokus membawa kendaraannya. Sehingga menyebabkan kecelakaan," ungkap I Komang Sapta Pramana.

Sebelum sampai di lokasi kecelakaan, ungkap Sapta, sopir memacu kendaraannya sekitar 80 km/jam.

Sebelum  masuk  jalan turunan, sudah ada permasalahan yang dialami sehingga membuat kurang konsentrasi.

Laju kendaraan sedikit oleng.

Baca juga: Made Tis Batal Naik Mobil yang Renggut 6 Nyawa di Nongan Karangasem, Saya Sudah Diajak Naik

Sesampainya di lokasi kejadian,  kendaraanya tak terkendali.

"Sampai di jalan  turunan, kondisi kendaraan sudah tak bisa dikendalikan. Para penumpang di dalam isuzu juga berteriak histeris, sehingga membuat sopir tak konsentrasi. Akhirnya kecelakaan tidak bisa terhindarkan. Mobil nyungsep ke bawah," jelasnya.

Setelah dimintai keterangan, sopir diperbolehkan pulang lagi untuk pengobatan.

Mengingat kondisinya belum pulih total.

Terutama psikologis bersangkutan.

Kemungkinan Selasa depan bersangkutan akan dimintai  keterangan  lebih  detail.

"Selasa depan diminta keterangan lagi. Masih pengobatan," akuinya.

Pihaknya juga berencana memanggil mekanik untuk mengecek kondisi kendaraan tersebut.

Sehingga dapat dipastikan penyebab kecelakaan di jalur Nongan tersebut.

Dugaan sementara penyebab kecelakaan karena rem blong, namun dengan didatangkannya mekanik bisa mengungkap kemungkinan faktor lainnya.

Satlantas Polres akan berkoordinasi dengan Polda Bali terkait kelengkapan administrasi penyidikan kasus kecelakaan di Nongan.

Untuk diketahui, kecelakaan maut yang terjadi di Jalan  Nongan - Bangli, tepatnya di Banjar Sigar, Kecamatan Rendang, Karangasem.

Kecelakaan ini merenggut 6 nyawa, yakni 4 orang meninggal dunia di lokasi kejadian, sedangkan 2 orang meninggal saat dirujuk ke Puskesmas. 

Pemedek yang meninggal yakni Ni Luh Kantun, I Komang Wikrama Yogi Arta, I Ketut Mangku, Gede Silayasa, Ni Nyoman Ayu, serta Ni Made Riati.

Sedangkan 7 penumpang lainnya mengalami luka berat akibat kecelakaan tragis itu.

Beberapa penumpang juga masih dirawat di RS Bali Med karena alami patah kaki. 

Kapolsek Rendang, Kompol Made Suadnyana, mengatakan, kendaraan minibus berwarna hijau DK 7075 SY mengangkut pemedek sebanyak 15 orang termasuk sopir.

Kendaraan minibus tersebut datang Bangli ke Karangasem.

Rombongan yang berasal dari Desa Sukadana, Kecamatan Kubu itu ke Bangli untuk melakukan persembahyangan di Pura Pulasari. 

Sesampainya di TKP, tepatnya di  jalanan turunan, kendaraan mengalami rem blong.

Sopir tidak bisa menguasai kendaraan yang dikemudikannya.

Kendaraan lepas kendali dari atas nyungsep  ke bawah dan menabrak kendaraan I Nyoman Sudana yang sedang parkir sebelah kiri jalan dari arah Bangli.

Pengendara Sempat Lihat Sosok Mistis di Jalur Nongan

Lokasi kecelakaan minibus di Jalan Raya  Nongan-Bangli yang merenggut enam nyawa ternyata dikenal sebagai titik jalanan yang angker.

Seperti diketahui kecelakaan yang terjadi pada Kamis 16 November 2023 sore itu tepat di Banjar Sigar, Nongan Kecamatan Rendang,  Kabupaten Karangasem

Menurut pengakuan beberapa warga, kerap ditemui hal mistis dan mengalami kejadian aneh saat melintas di TKP.

Kecelakaan yang melibatkan motor dan mobil pun sering terjadi di jalur Nongan tepatnya di lokasi kecelakaan.

I Putu Eka Setiawan, warga yang berdagang sekitar lokasi mengatakan, jalur  kecelakaan minibus dikenal angker.

Banyak cerita berbau mistis yang dilihat  pengendara.

"Saya jualan sekitar lokasi sejak 2006, belum pernah lihat sesuatu. Tapi banyak  pengendara yang mengaku lihat suatu  gaib," ungkap Putu Eka, Minggu (18/11/2023).

Pria asal Nongan ini bercerita, pernah pengendara melihat ada sesosok mahluk gaib terbang di sekitar area jalan.

Putu Eka mengatakan, pengendara itu sempat memacu kendaraannya cukup kencang.

Namun, pengendara itu selamat melewati jalur Nongan.

Banyak pengendara dan masyarakat yang lihat sesuatu yang aneh dan menakutkan di jalur Nongan-Bangli ini.

"Ada lagi cerita, motor pengendara tiba-tiba mati saat akan memasuki jalanan. Pengendara akhirnya mendorong motornya sampai melewati jalanan"

"Setelah itu kendaraannya hidup kembali. Walaupun dikenal angker, tapi saya tak pernah melihatnya," kata Putu  Eka.

Hal serupa  juga diungkapkan warga lainnya, Pande Winata.

Ia mengatakan pada jalan turunan dikenal  angker tepat pada lokasi kecelakaan Pemedek yang pulang mengikuti persembahyangan di Bangli.

Namun diakui Winata, kecelakaan yang sebelumnya terjadi tak separah kecelakaan dua hari lalu yang merenggut enam nyawa sekaligus.

Ditambah lagi korban luka berat dan ringan.

"Kejadian kemarin parah. Penumpangnya banyak yang meninggal dunia," kata Pande  Winata, pria asal Nongan.

Dia mengatakan, sebelumnya pernah juga mobil nyungsep ke jurang karena rem belong.

Ada juga truk yang bawa  kayu bakar jatuh ke jurang, namun tak ada korban jiwa.

Pantauan Tribun Bali, jalan berdekatan dengan setra (kuburan) yang berada di sebelah barat.

Selain itu di bawah jembatan ada tempat untuk ngayut.

Selain itu kondisi jalanan lumayan terjal serta curam.

Panjang jalan  diperkirakan sekitar 200 meter.

Daerah ini sering terjadi kecelakaan, terutama kendaraan hendak menanjak serta menurun.(*)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved