Berita Denpasar

Jumlah UMKM Bali 442 Ribu, Namun Masih Banyak Yang Belum Manfaatkan Digitalisasi

Jumlah UMKM Bali 442 Ribu, Namun Masih Banyak Yang Belum Manfaatkan Digitalisasi

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ Ni luh Putu Wahyuni Sari
acara seminar “Mendorong Kemajuan UMKM Bali Melalui Pemanfaatan Ekosistem Digital” pada, Selasa 21 November 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jumlah UMKM di Bali rupanya meningkat pesat selama lima tahun terakhir. Hingga kini pada Tahun 2023  jumlah UMKM di Bali yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Bali sebanyak 442.848 UMKM yang terdiri dari sektor formal sebanyak 107.656 (24,31 persen) dan sektor informal sebanyak 335.192 (75,69 persen). 

Hal tersebut dikemukakan oleh Anak Agung Satria Diana selaku Kabid Pemberdayaan UKM, Dinas Koperasi UKM Provinsi Bali pada, acara seminar “Mendorong Kemajuan UMKM Bali Melalui Pemanfaatan Ekosistem Digital” pada, Selasa 21 November 2023.

Selain itu Satria juga memaparkan pertumbuhan UMKM di Bali selama lima tahun belakangan yakni sebesar 129.881 atau 41,50 persen. 

“Pada Tahun 2019 pertumbuhan UMKM di Bali sebesar 13.042 atau 4,17 persen, lalu Tahun 2020 sebesar 1.344 atau 0,41 persen, Tahun 2021 sebesar 84.912 atau 25,94 persen, Tahun 2022 sebesar 28.344 atau 6,88 persen dan Tahun 2023 sebesar 2.239 atau 0,51 persen pada semester satu,” beber, Satria. 

Sementara itu, Prof. Ida Bagus Raka Suardana selaku Guru Besar Manajemen Undiknas mengatakan salah satu yang harus dimanfaatkan UMKM dengan baik adalah bagaimana berbisnis melalui digital.

Saat ini kata Prof Raka marketplace dan pelaku UMKM sudah banyak namun belum memanfaatkan digitalisasi terutama di Bali. 

“Di Cina itu sebagian besar pelaku UMKM nya menggunakan digitalisasi dan sukses. Untuk saat ini peningkatan penjualan menggunakan digitalisasi meningkatkan volume penjualan sampai 56 persen. Aset bertambah jadi 52 persen dan laba meningkat jadi 50,2 persen. Maka dari itu literasi digitalisasi pada UMKM harus terus digencarkan,” ucap, Prof. Raka. 

Lebih lanjutnya ia mengatakan jika penggiat UMKM merupakan lansia atau masyarakat yang tidak bisa menggunakan gadget dapat menggunakan generasi Z yang notabenenya anak-anak muda. 

“Bali luar biasa sekali produk produknya tapi ketika berhadapan dengan pasar sebagian besar masih kecil penjualan, tidak semua (menggunakan digitalisasi),” imbuhnya. 

Baca juga: Koordinasi Pembinaan Seni Budaya, Widya Sabha Badung Audiensi ke Ketua DPRD Badung Putu Parwata

Sementara itu, I Komang Manik Sumardika selaku Ketua Bidang ESDM BPD HIPMI Bali mengatakan semakin berkembangnya era digital maka semakin tinggi juga persaingan.

Ia mengingatkan pada UMKM harus bisa menaikan value dari produknya.

Menurutnya tidak perlu menyama-nyamakan dengan produk lainnya namun UMKM harus cari perbedaan agar bisa menyamakan kebutuhan pasar. 

“Tentunya kita harus aware utamakan kualitas produk. Kalau kekuatan di Bali ini tentunya pariwisata dan adat dan kebudayaan kalau dibandingkan dengan daerah daerah lain Bali sendiri memiliki nama besar. Dan produk produk yang dihasilkan oleh UMKM Bali pastinya memiliki keunikan keunikan yang tidak ada di produk produk dari daerah lainnya terlebih dengan taksu di Bali,” tutupnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved