Pemilu 2024
Mulai Dari Validasi Kondisi Mental Hingga Hindari Medsos, Ini Tips Agar Caleg Tak Stres Saat Kalah
Ini tips agar Caleg tak stres saat kalah, mulai dari validasi kondisi mental hingga hindari Medsos.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jelang memasuki Tahun Politik 2024, sudah banyak calon legislatif (caleg) yang berlomba-lomba mendaftarkan diri untuk menjadi wakil rakyat.
Namun tak jarang para caleg yang sudah percaya diri ini dapat berpotensi menjadi depresi karena kalah saat pemungutan suara berlangsung di Pemilihan Umum (Pemilu).
Lantas bagaimana caranya mengatasi kesehatan mental agar tak menjadi caleg stres usai ikuti pemilu?
Ida Ayu Gede Bintang Praba Dewi, S.Psi, M.Psi., selaku Psikolog di RSUD Bali Mandara memberikan saran-sarannya.

Bintang mengatakan caleg-caleg ini sebagian besar pasti akan melalui kondisi depresi baik saat menjadi caleg, sesudah terpilih menjadi anggota legislatif atau saat tidak terpilih.
Biasanya kondisi ini lebih banyak menimpa pada caleg-caleg yang gagal atau tidak jadi menjadi wakil rakyat.
“Alasannya banyak karena mungkin mereka sudah habis waktu kemudian habis uang juga. Kan tidak mungkin tidak menggunakan hal seperti itu juga ada beban mental dari para pemilih mereka karena kan diharapkan pasti menang dan ternyata di kenyataanya tidak bisa memenuhi ekspetasi mereka,” kata, Bintang pada, Rabu 29 November 2023.
Untuk menghindari depresi tersebut, para caleg diminta untuk dapat memvalidasi perasaan mereka.
Validasi sendiri artinya membenarkan, dimana mereka membenarkan perasaan merasa sedang sedih atau tidak baik-baik saja.
Biasanya diawal mereka akan menolak kenyataan dan berpikir bahwa tidak mungkin ini terjadi.
Baca juga: RSUD Buleleng Siapkan Psikolog Klinis dan Psikiater untuk Caleg Stres
Namun seiring berjalannya waktu mereka diharapkan bisa memvalidasi perasaan mereka itu.
Selain itu kita tidak bisa memungkiri beban bagi caleg gagal itu bisa dibagi dengan berbagai media seperti bercerita dengan orang dekat atau menulis atau membuat sebuah vlog.
Yang paling disarankan agar bercerita kepada orang yang tahu bahwa mereka (caleg gagal) seperti apa.
Jadi lingkungan disekitar mereka sangat mempengaruhi.
Jika mereka tidak mendapatkan dukungan yang bagus dari lingkungan mereka itu yang mungkin agak berat karena mungkin mereka melaluinya tak mungkin sendiri.
Jika kemarin sebelum mereka memutuskan menjadi caleg sempat memiliki hobi, agar kegemaran tersebut juga tetap di jalankan.
Biasanya mereka akan timbul pikiran-pikiran karena ada kekosongan pikiran sebab tidak melakukan kegiatan apapun.
Sehingga gampanglah muncul pikiran yang aneh-aneh.
Bintang menyarankan agar tetap melakukan hobi seperti merawat tanaman atau hobinya memancing boleh dilakukan agar ada aktivitas teratur dalam kehidupan sehari-hari.
“Selain itu juga kalau sekarang medsos kan massiv cepat sekali beredar informasi, bisa tidak mereka rehat sebentar dari sosmed sejenak karena after pemilihan berita-berita pasti muncul dan tranding topic paling tinggi tentang pemilu mereka bisa rehat dari aktivitas sosmed untuk menenangkan diri,” imbuhnya.
Ketika mereka dalam kondisi terpuruk dan masih melihat-lihat sosial media maka akan semakin melihat trigger mereka.
Sehingga mau tidak mau pasti mereka berfikir seperti menyalahkan diri sendiri.
Selain membatasi penggunaan sosial media, mereka juga bisa melaukan penghapusan akun demi kesehatan mental.
Jika semua saran tersebut sudah dijalankan terakhir bisa membuat planning suatu hal mungkin untuk mereka gembira seperti pulang kampung atau liburan.
Jadi ada suatu rencana yang mereka lakukan sehingga ketika mereka (caleg) ini kalah dalam pemilu, hidup mereka tidak berakhir disana jadi bagaimana memberdayakan diri mereka di masyarakat atau di keluarga.
Sejauh ini kata Bintang pasien yang datang konseling tidak secara spesifik mengatakan stres karena suatu hal.
Biasanya mereka kurang mau mengakui penyebab stres karena mereka merasa power tapi ketika kalah menjadi tidak memiliki semangat.
“Susah untuk diungkapkan kalau sekarang kan belum mulai masa kampanye. Sebenarnya setres itu hal yang wajar dialami setiap manusia pasti mengalami stres karena itu seperti alarm dalam tubuh yang menandakan kita masih hidup masih bisa antisipasi tapi bagaimana mengelola stres itu dan berbeda-beda cara mengatasinya. Dan saran itu untuk caleg berusia muda atau sudah lanjut,” tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.