Panen Padi di Subak Jatiluwih Lambat, Tak Selesai Di Akhir November Ini

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Panen raya di subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, tidak sesuai dengan jadwal biasanya. Dimana yang seharusnya selesai di akhir November 2023, hingga kini masih dilaksanakan.

Hal ini dipengaruhi oleh cuaca kemarau panjang, sehingga baru di pertengahan November 2023 kemarin dimulai.

Pekaseh Jatiluwih I Wayan Mustra mengatakan meskipun melambat namun untuk jumlah total panen padi tidak berkurang.

Alias masih skala normal yang didapat oleh petani.

Dimana untuk panen dengan masa tanam bulan Agustus dan September ldengan hasil 6 sampai 7 ton per hektar.

Ketika dibandingkan dari panen sebelumnya, maka hasil sekarang masih imbang.

“Kalau untuk hasil masih normal,” ucapnya, Kamis 30 November 2023.

Mustra mengaku, musim kemarau yang panjang memang akan membuat panen raya melambat.

Baca juga: 14 Knlapot Brong Disita Satlantas Polres Tabanan

Hal itu dikarenakan, pertumbuhan padi membutuhkan air hujan, yang cukup.

Meskipun, memang kondisi air di Suba Jatiluwih mencukupi, namun karena kondisi tanah atau air sedikit asam, maka diperlukan adanya air hujan yang sifatnya sedikit asin.

“Air hujan itu berfungsi untuk menyiram padi supaya pertumbuhan menjadi cepat,” paparnya.

Dijelaskannya, pihaknya saat panen ini memanen padi kualitas unggul seperti Cigeulis.

Dengan adanya, panen yang melambat maka diprediksi akan berakhir di pertengahan Desember sebelum Januari 2024.

Dan akan dilakukan kembali masa tanam jenis Padi Merah Cendana. 

“Sesuai aturan subak setiap bulan Agustus petani diberikan kebebasan menanam jenis padi lain. Tapi, ketika di bulan Januari baru diwajibkan menanam padi Bali," bebernya.(*)