Longsor Timpa Santriwati di Karangasem
3 Santriwati Tertimpa Tembok, Aulia Tewas Saat Tampung Air Hujan di Pontren At-Taqwin Karangasem
Hujan deras dengan intensitas lama yang mengguyur Karangasem, Minggu (3/12) malam, menyebabkan longsor di Pondok Pesantren At-Taqwin
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Hujan deras dengan intensitas lama yang mengguyur Karangasem, Minggu (3/12) malam, menyebabkan longsor di Pondok Pesantren (Pontren) At-Taqwin, Banjar Kampung Anyar, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem. Senderan lapangan voli tinggi 3 meter ambruk menimpa santriwati.
Akibat longsor, 1 orang santriwati meninggal dunia dan 2 orang mengalami luka. Mirafsul Aulia (17) warga Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Singaraja, santriwati yang meninggal, mengalami luka di bagian punggung dan wajah karena dihantam senderan tembok panjang sekitar 20 meter.
Dua orang santri alami luka akibat longsor yakni Ulva Izzah (18), warga Lingkungan Jeruk Manis, Kelurahan/Kabupaten Karangasem mengalami luka di kepala dan kaki kiri, sedangkan Siti Anisa (18) santri asal Lingkungan Penaban, Kelurahan Karangasem mengalami luka di bagian kaki kanan. Keduanya dirawat di RS Karangasem.
Samiun, warga Kampung Anyar, Senin (4/12), mengatakan, orang pertama yang melihat kejadian yakni para remaja Banjar Kampung Anyar.
Saat itu para remaja hendak bermain voli di lapangan.
Lantaran hujan, mereka tidak jadi main dan berteduh di warung. Tepat pukul 23.00 Wita, senderan ambruk dan menimpa santri.
"Saat kejadian para remaja langsung menuju lokasi untuk mengevakuasi. Warga berdatangan membantu. Saat itu hujan masih deras. Korban langsung dirujuk ke RS Karangasem."
"Proses evakuasi lama karena material longsor lumayan tebal dan banyak," kata Samiun.
Ketua Yayasan Pontren At-Taqwim, Kamarudin mengatakan, longsor terjadi begitu cepat. Tiga santri yang tertimbun longsoran tidak bisa menghindar. Diduga korban berdiri dan duduk di emperan asrama yang berdekatan dengan senderan lapangan voli menggunakan bahan batako.
"Santriwati yang ada di bawah 6 orang. Santri yang ada dalam asrama 3 orang, serta sisanya di luar tampung air hujan. Rencananya air hujan dipakai keperluan santri pagi hari. Soalnya daerah sini kesulitan air sejak 5 bulan," imbuh Kamaruddin, pria yang juga jabat Kadus.
Tenaga pengajar Pondok Pesantren At-Taqwim, Saiful Hadi, mengaku, longsor terjadi malam hari. Saat itu santriwati melaksanakan kegiatan di bangunan bagian atas.
Dan ada beberapa santriwati yang beraktivitas di bangunan bawah menampung air hujan untuk keperluan santri pagi hari. Seperti berwudu.
"Asrama santri putri dengan senderan lapangan voli berdekatan. Jaraknya sekitar 2 meter. Saat longsor ada 6 orang santriwati yang berada di bawah, menampung air hujan," kata Saiful Hadi.
Jenazah Aulia tiba di rumah duka di Banjar Dinas/Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Senin (4/12) sekitar pukul 09.30 Wita.
Wanita yang tewas akibat tertimpa senderan yang jebol itu langsung dimakamkan oleh keluarganya di kuburan Muslim di desa setempat, sekitar pukul 11.00 Wita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.