Pemilu 2024
Wayan Suyasa Soal Perebutan Kursi Bupati Badung: Kompetitor Kuat, Golkar Selalu Siap
perbincangan Tribun Bali bersama I Wayan Suyasa, Ketua DPD II Golkar Badung yang sekaligus menjadi Wakil Ketua DPRD Badung
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Golkar Badung, I Wayan Suyasa mendapat penugasan dari DPP Golkar sebagai Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati Badung pada Pilkada 2024 mendatang.
Bahkan, Suyasa dan ribuan kader potensial lainnya telah dipanggil oleh DPP Golkar guna mendapat arahan langsung dari sang Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.
Sementara itu, Pilkada Badung menjadi salah satu medan pertarungan yang cukup disorot publik.
Sebab, pada Pilkada 2024 mendatang, tak ada lagi incumbent yang akan mengikuti kontestasi.
Baca juga: Caleg Golkar Ngaku Diintimidasi Oknum Panwascam, Terkait Baliho yang Dipasang di Susut Bangli
Kendati Suyasa mendeklarasikan diri sebagai Calon Bupati Badung sejak jauh hari sebelumnya, namun Suyasa akan bertarung di kandang banteng.
Diketahui, PDIP menduduki 28 dari 40 kursi DPRD Badung pada Pemilu 2019 lalu.
Meski menduduki banyak kursi, PDIP seolah-olah belum menunjukkan sosok yang akan diusungnya pada Pilkada 2024 di Badung.
Lantas, apa saja arahan Airlangga Hartarto terhadap caleg potensial yang dipanggil ke Jakarta?
Bagaimana pandangan Suyasa terhadap perebutan kursi Bupati Badung pada Pilkada mendatang?
Simak perbincangan Tribun Bali bersama I Wayan Suyasa, Ketua DPD II Golkar Badung yang sekaligus menjadi Wakil Ketua DPRD Badung pada Sabtu 9 Desember 2023 di Denpasar.
Tanya: Apa arahan dari Airlangga Hartarto terkait pemanggilan ke Jakarta?
Jawab: Perlu kita apresiasi DPP Partai Golkar menyikapi situasi baik Pileg, Pilpres, dan tentunya Pilkada. Karena waktunya hampir bersamaan.
Ini diantisipasi oleh DPP kami. Harus lebih awal menyiapkan kader-kader yang dianggap layak, pantas, dan berani menyatakan sikap untuk bagaimana membesarkan partai dengan simbol sebagai kepala daerah.
Dalam surat perintah nomor 746, jelas bahasanya diperintahkan Wayan Suyasa bakal calon Bupati Badung.
Melaksanakan tugas-tugas, khususnya Pileg, bagaimana bisa 20 persen.
Karena minimal berani tampil, dan partai itu bisa ikut Pemilu dan Pilkada, wakil rakyatnya ada 20 persen.
Juga bagaimana bisa mengkondisikan Pilpres agar bisa menang di wilayah masing-masing. Ini tugas. DPP reward kepada kadernya.
Kita akan selalu koordinasi dengan induk organisasi, baik DPD I dan DPP, memohon arahan yang senantiasa bisa kita pertanggungjawabkan dalam Pilkada.
Jika memang sudah siap dan diberikan mandat, saya selaku ketua partai akan menjalankan tugas sebaik-baiknya.
Tanya: Ada sejumlah nama yang muncul. Seperti Adi Arnawa, Suiasa. Badung juga disebut kandang banteng. Bagaimana melihat persaingan perebutan kursi Bupati Badung Pilkada mendatang?
Jawab: Pada prinsipnya kami petugas yang ditugaskan di internal Partai Golkar sebagai Ketua Partai Golkar (Badung) selalu melihat kompetitor dalam konteks kompetisi hajatan partai politik Itu sah-sah saja.
Partai politik oriented-nya tentunya kekuasaan. Kekuasaan dalam konteks harus memimpin agar bisa bagaimana mengekspresikan, menjalankan visi-misi partai. Tentunya sama-sama mensejahterakan masyarakat.
Kami melihat tokoh figur setelah incumbent Bapak Giri Prasta, semua di mata saya, kompetitor sangat hebat dan kuat. Tapi selaku Ketua Partai Golkar (Badung) akan selalu siap dalam konteks kompetisi sehat yang berorientasi untuk kepentingan masyarakat Badung.
Tanya: Target di Pemilu selanjutnya adalah 20 persen. Apakah dalam rangka agar dapat mencalonkan bupati secara mandiri?
Jawab: Kalau berbicara kepala daerah, UU menyebutkan di setiap tingkatan memang kursi wakil rakyatnya jika ingin menelurkan calon kepala daerah berdiri sendiri adalah 20 persen.
Kalau kemarin itu 17,5 persen. 7 kursi dari 40 kursi. Sekarang di Badung ada 45 kursi. Berarti 20 persennya ada 9 DPRD (dari Golkar) yang harus duduk di Badung.
Kami dari Partai Golkar karena ditugaskan, saya optimis bahwa Partai Golkar di Badung bisa melebihi 20 persen di 2024 (Pemilu).
Tanya: Dapil mana saja yang berpotensi menambah kursi?
Jawab: Bukan 9 kursi. Target kami 12 kursi (Pemilu 2024) dari 7 (Pemilu 2019). Berarti lagi 5 kursi. Di setiap dapil kecuali Petang karena jumlah kursinya hanya 3. Kami akan mampu bertahan 1 kursi. Di lain dapil itu (Petang), kami yakin ada peningkatan.
Tanya: Berarti tidak memikirkan koalisi dengan partai lain?
Jawab: Berbicara koalisi, itu pasti, kita saling membutuhkan. Kita berbicara kepala daerah, tidak bisa ego pribadi karena suara masyarakat ada dari parpol, independen, dan masyarakat yang tidak berpolitik praktis tapi dia ingin melihat figur yang terbaik.
Perlu kita koalisi. Tapi percaya diri kita, bahwa kita dalam konteks menelurkan bakal calon, bisa berdiri sendiri.
Tapi dalam perjuangannya, pasti kita berkoalisi dengan partai yang ada kesamaan visi-misi dan berkoalisi dengan masyarakat secara menyeluruh.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.