Konflik Palestina Vs Israel

Lagi, Tentara Israel Pukul Seorang Jurnalis di Yerusalem Hingga Cedera Kepala

Tentara Israel kembali menargetkan seorang jurnalis di Yerusalem hingga cedera kepala Jumat (15/12).

|
Aljazeeraquds via Kompas
Seorang jurnalis foto terluka hari ini, Jumat (15/12/2023) saat meliput penyerangan pasukan Israel terhadap jamaah yang sedang melaksanakan salat Jumat di luar ruangan di lingkungan Wadi Al-Joz dan Ras Al-Amud di wilayah pendudukan, Yerusalem. 

Dalam konteks terkait, Wakaf Islam, otoritas yang dikelola Yordania yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci di Yerusalem, melaporkan bahwa hanya 7.000 jamaah yang diizinkan untuk salat di Masjid Al-Aqsa karena pembatasan yang dilakukan Israel, dan ratusan orang ditolak masuk.

Izin salat dibatasi hanya untuk warga Kota Tua Yerusalem.

Sementara itu pada hari Kamis (14/12/2023), Prancis mengatakan bahwa mereka prihatin dengan banyaknya jumlah jurnalis yang meliput konflik antara Israel dan Hamas, dan mereka mendorong agar reporter Agence France-Presse keluar dari Jalur Gaza.

"Kami terus berupaya terkait karyawan AFP," kata Christophe Lemoine, wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Paris, dikutip dari Al Arabiya.

Ini adalah "operasi yang kompleks", tambahnya.

"Sejak Oktober, kami telah berupaya untuk mengizinkan warga Prancis di lapangan meninggalkan Gaza, serta tanggungan mereka," tambah Lemoine.

Komentar tersebut muncul setelah sekelompok jurnalis, di antaranya staf AFP, menerbitkan opini di harian Prancis Le Monde yang meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron membantu mengamankan evakuasi jurnalis Palestina yang bekerja dengan media Prancis.

Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir telah ditutup sejak dimulainya perang Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.

Meskipun penyeberangan perbatasan sesekali dibuka dalam beberapa pekan terakhir, hanya orang-orang yang namanya tercantum dalam daftar yang disetujui yang diizinkan keluar.

"Sejak awal perang, warga negara asing dapat meninggalkan Gaza, namun penyeberangan Rafah tertutup bagi jurnalis Palestina yang bekerja untuk media Prancis di lapangan," tulis opini tersebut.

Baca juga: AS Desak Israel Hentikan Aksi Telanjangi Tahanan Palestina di Jalur Gaza, Washington: Meresahkan

"Amerika telah melakukannya... Prancis juga bisa melakukannya. Prancis harus melakukannya. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," tambahnya, seraya menyerukan Macron untuk bekerja sama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membantu mengeluarkan para jurnalis tersebut.

Dalam sambutannya, Lemoine menggarisbawahi bahwa Perancis telah berhasil mengeluarkan warga Palestina yang bekerja di sebuah lembaga kebudayaan Perancis di Gaza dari wilayah tersebut, di antara 154 orang yang telah dibantu untuk dievakuasi.

"Mengenai pekerja Palestina di perusahaan-perusahaan Prancis, kelompok bantuan dan tokoh masyarakat yang dilaporkan kepada kami, kami masih mencari solusi dengan mitra kami di wilayah tersebut agar mereka mendapatkan keselamatan di luar Jalur Gaza," kata Lemoine.

Paris juga memuji kerja para jurnalis yang terbunuh saat meliput konflik tersebut.

Prancis "kekhawatiran mengenai besarnya kerugian yang harus dibayar oleh jurnalis dalam konteks konflik antara Israel dan Hamas", kata Lemoine.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved