Berita Denpasar
Paus Dekati Pesisir Pantai Semawang Denpasar, Dosen FKH Unud Ungkap Kemungkinan Penyebabnya
Paus Dekati Pesisir Pantai Semawang Denpasar, Dosen FKH Unud Ungkap Kemungkinan Penyebabnya
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seekor ikan yang diduga jenis Paus mendekati pesisir Pantai Semawang, Sanur, Kota Denpasar pada Senin 18 Desember 2023 pagi.
Hal ini diunggah oleh salah satu influencer Bali Kadek Suprapta Meranggi melalui akun Instagramnya @deck_sotto.
Dalam unggahannya, pria yang akrab disapa Deck Sotto itu mengatakan bahwa dirinya mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya ikan yang terdampar.
“Dapat laporan. Saya pikir ini laporannya berupa dugong yang terdampar. Saya menggunakan perahu di air surut ini. Apakah ini paus?” ungkap Deck Sotto dalam unggahannya.
Dia mengatakan, ikan itu ditemukan dalam kondisi terluka. Soal penemuan ini, Deck Sotto mengaku akan melaporkannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
“Terluka dia. Penuh luka-luka dia. Benar-benar penuh luka-luka. Kayaknya ini paus yang kayak kemarin. Sekujur tubuhnya penuh luka. Ini akan segera saya laporkan ke BKSDA,” ujarnya.
Tak berselang lama, pria dengan 96,8 ribu pengikut di Instagram itu kembali mengunggah video evakuasi ikan tersebut.
Pasalnya, ikan itu nantinya akan dievakuasi ke wilayah Serangan dengan menggunakan boat.
“Ini whale-nya sudah ditangani dari bapak-bapak BKSDA dan teman-teman. Akan dievakuasi menuju Serangan. Kita gunakan boat,” terangnya.
Baca juga: Kronologis Petugas Imigrasi Ngurah Rai Amankan Dua WNA Viral Aniaya Karyawan Studio Kecantikan
Menanggapi hal ini, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana drh. Ida Bagus Windia Adnyana, Ph.D. menduga ikan tersebut adalah Paus jenis Pygmy Sperm Whale.
“Agak sulit melihat dari video ini, tapi kemungkinan besar Pygmy Sperm Whale (Kogia breviceps),” ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali, Senin 18 Desember 2023.
Disinggung soal penyebabnya, Windia membeberkan penyebab paus terdampar pada umumnya serupa dengan Paus jenis lainnya.
Beberapa faktornya, kata Windia, yakni lantaran sakit, mengejar mangsa atau dikejar pemangsa, terjebak oleh jaring hanyut, hingga kemungkinan adanya kumpulan plastik di dalam saluran pencernaan paus.
Hal ini dikatakannya perlu dibuktikan dengan pemeriksaan saksama.
“Penyebab terdampar umumnya sama dengan jenis paus lainnya.”
“Bisa karena sakit, mengejar mangsa (makanan) atau dikejar pemangsa, terjebak oleh jaring hanyut (drift nets), atau bisa saja akibat kumpulan plastik di saluran pencernaannya. Semua harus dibuktikan dengan pemeriksaan yang seksama,” bebernya.
Dari segi evakuasi, Windia menilai evakuasi yang dilakukan oleh BKSDA telah sesuai.
Mulai dari pengangkatannya yang menggunakan stretcher, tubuh Paus tidak miring, hingga lubang nafas yang tak terhalang.
“Iya, cara evakuasi saya kira sudah benar. Pengangkatan memakai stretcher, dengan posisi tubuh tidak miring dan lubang nafas (blow hole) yang tak terhalang,” tuturnya.
Di akhir, Windia menerangkan Paus jenis ini sebarannya amat luas. Mulai dari Samudra Atlantik, Pasifik, hingga Hindia.
Dulunya, Paus ini banyak diburu-termasuk di Indonesia, guna diambil organ spermacetinya sebagai bahan minyak dan bagian ambergrisnya sebagai bahan kosmetik.
Kini populasinya dikatakan telah amat berkurang. Bila ditemukan, kondisinya disebut telah terdampar.
“Dulu banyak diburu (juga di Indonesia) untuk dicari organ spermacetinya (dijadikan minyak) dan ambergrisnya (utk bahan kosmetik).”
“Dewasa ini, jumlahnya sudah sangat jarang sehingga jarang ditemukan di laut. Kalaupun ditemukan, ya dalam posisi terdampar seperti ini,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.