Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bom Rumah Sakit Baptis Gaza di Malam Natal, Tak Pandang Bulu Serang Umat Kristen dan Islam

PMahmoud Abbas sebut bom Israel tak pernah pandang bulu, serang rumah sakit Baptis Evangelis, Geraja Ortodoks dan sejumlah mesjid saat malam Natal.

AFP/STEPHANIE KEITH
Presiden Palestina Mahmoud Abbas - Israel Bom ke Rumah Sakit Baptis di Malam Natal, Tak Pandang Bulu Serang Umat Kristen dan Islam 

“Tahun ini, tanpa pohon Natal dan tanpa lampu, yang ada hanyalah kegelapan,” ujar Frater John Vinh, seorang biarawan Fransiskan dari Vietnam yang telah tinggal di Yerusalem selama enam tahun, dilansir AP News.

Vinh mengatakan dia selalu datang ke Bethlehem untuk merayakan Natal, tetapi tahun ini sangat menyedihkan.

Dia menatap pemandangan kelahiran Yesus di Manger Square dengan bayi Yesus yang terbungkus kain kafan putih, mengingatkan kita pada ribuan anak yang terbunuh dalam pertempuran di Gaza.

Kawat berduri mengelilingi tempat kejadian, puing-puing abu-abu tidak mencerminkan cahaya gembira dan semburan warna yang biasanya memenuhi alun-alun selama musim Natal.

Cuaca dingin dan hujan di sana menambah suasana muram.

Pembatalan perayaan Natal merupakan pukulan telak bagi perekonomian kota.

Pariwisata yang menyumbang sekitar 70 persen pendapatan Betlehem hampir hilang semuanya selama musim Natal.

Hal itu karena banyak maskapai penerbangan besar membatalkan penerbangan ke Israel, dan hanya sedikit orang asing yang berkunjung.

Pejabat setempat mengatakan lebih dari 70 hotel di Bethlehem terpaksa ditutup, menyebabkan ribuan orang menganggur.

Selain itu, toko suvenir lambat untuk dibuka pada malam Natal, meskipun ada beberapa toko yang dibuka setelah hujan berhenti turun, namun pengunjungnya sedikit.

“Kami tidak bisa membenarkan menanam pohon dan merayakannya seperti biasa, ketika sebagian orang (di Gaza) bahkan tidak punya rumah untuk ditinggali,” ucap Ala'a Salameh, salah satu pemilik Restoran Afteem.

Salameh mengatakan malam Natal biasanya menjadi hari tersibuk dalam setahun.

“Biasanya tidak ada satu pun kursi untuk diduduki, kami penuh dari pagi hingga tengah malam,” kata Salameh.

Pada Minggu pagi hanya satu meja yang terisi, oleh para jurnalis yang sedang istirahat.

Sumber: Info Komputer
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved