Berita Gianyar
Kebakaran Toko Sarana Upakara di Payangan, Pulang Sembahyang Made Dirga Dapati Kios dan Rumah Ludes
Kebakaran Toko Sarana Upacara di Payangan, Pulang Sembahyang Made Dirga Dapati Kios dan Rumah Ludes
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Peristiwa kebakaran terjadi di Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali, Rabu 3 Januari 2024 siang.
Api membakar kios sarana upakara, rumah tinggal, pelinggih merajan serta satu unit sepeda motor scoopy milik I Made Dirga.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Korban, I Made Dirga tak mengetahui bagaimana awal mula kejadian tersebut terjadi.
Sebab, saat kejadian, ia tengah dalam perjalanan pulang usai bersembahyang di Kabupaten Bangli.
Kata Dirga, saat itu kiosnya sedang buka.
Di sana ada lima orang, tiga di antaranya adalah pekerja, dua orang lainnya adalah menantu dan cucunya.
"Saat di perjalanan pulang dari maturan ke Bangli, saya ditelepon. Tapi yang menelepon tidak bilang apa-apa, hanya menangis," ujarnya saat ditemui tengah duduk lemas di depan TKP.
Di perjalanan tersebut, Dirga menjadi panik.
Sebab ia tidak bisa buru-buru pulang ke rumah, karena sedang terjebak macet di kawasan Kayuamba.
Baca juga: Jaga Pariwisata Berkelanjutan & Ramah Iklim di Eco Tourism Week 2023, Singgung Kebakaran TPA Suwung
Begitu ia tiba di rumahnya, Dirga telah mendapati semuanya hanya tinggal arang.
"Saya kuatkan diri saya begitu dekat rumah. Sampai di rumah, semuanya sudah terbakar. Yang terbakar rumah sepanjang 25 meter, terdiri dari dua kamar tidur, dua bangunan toko, dan satu dapur. Sanggah juga kena, tiga pelinggih," ujarnya.
Dirga tak mengetahui penyebab kebakaran tersebut.
Sebab, selama bangunan tersebut berdiri dari tahun 1998, baru kali ini terbakar.
Selain itu, saat meninggalkan rumah, tidak pernah terjadi korsleting listrik.
"Kerugian toko saja ratusan juta, ditambah bangunan, sepertinya kurang lebih Rp 500 juta," ujarnya.
Dirga mengatakan bahwa kios sarana upakara yang dirintisnya sejak lebih dari 30 tahun itu, merupakan sumber mata pencahariannya.
Meski demikian, pihaknya telah mengiklaskan kejadian ini sebagai musibah.
"Kami menerima sebagai musibah," ujarnya.
Menurut keterangan sejumlah tetangga korban, api pertama kali berada di bangunan yang ada di belakang kios.
"Awalnya asap tebal, posisinya di bangunan tengah-tengah. Saya waktu itu panik, mau menelepon damkar, saya cari nomernya di google tidak ada, akhirnya saya telepon polisi," ujarnya.
Kapolsek Payangan, AKP I Nengah Sona mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran.
"Masih dalam penyelidikan. Namun bersyukur, tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materiil," ujarnya.
Kabid Damkar Gianyar, I Putu Pradana mengatakan, pihaknya menurunkan lima unit mobil damkar, terdiri dari tiga unit Pos Damkar Ubud, satu unit Pos Damkar Sukawati dan Pos Induk Gianyar.
"Dalam pemadaman, kami terkendala akses menuju TKP, terutama di kawasan Ubud. Sebab kondisi lalu lintas sedang macet. Namun atas bantuan polisi lalu lintas dan petugas Dishub Gianyar yang mengatur lalin, sehingga kami bisa datang lebih cepat," ujarnya.
Pradana mengatakan, saat tiba di TKP, kondisi api sudah sangat besar.
Namun beruntung, pihaknya bisa menghalau api tak merembet ke merajan tetangga korban.
Serta berhasil menyelamatkan ATM BRI yang berada di sebelah kios.
"Pemadaman membutuhkan waktu lebih dari satu jam, karena material yang terbakar adalah material yang sangat mudah dilalap api, seperti kain, anyaman bambu dan dedaunan," ujarnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.