Berita Gianyar

Kadispar Gianyar Akan Tingkatkan Pengawasan Di Tirta Empul

Dinas Pariwisata (Dispar) Gianyar, Bali telah menelusuri perdebatan sesama turis di pancuran suci di Pura Tirta Empul

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta
Suasana pancuran suci Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Dinas Pariwisata (Dispar) Gianyar, Bali telah menelusuri perdebatan sesama turis di pancuran suci di Pura Tirta Empul, Kecamatan Tampaksiring.

Mereka pun bersyukur bahwa perselisihan tersebut tak sampai berlarut. Sebab kedua belah pihak telah berdamai.

Kepala Disparda Gianyar, I Wayan Gede Sedana Putra, Rabu 17 Januari 2024 mengatakan, pihaknya telah mengetahui petistiwa tersebut.

Kata dia, perselisihan itu terjadi karena saling serobot antraian saat melukat atau mandi suci. 

"Itu karena berebut pancuran. Tapi keduanya saat itu juga sudah berdamai, tidak ada proses hukum," ujarnya.

Meski demikian, pihaknya pun akan melakukan evaluasi terhadap pengawasan di areal pancuran maupun di pura.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan desa adat setempat.

Sebab, objek wisata Pura Tirta Empul ini dikelola bersama-sama antara Pemkab Gianyar dengan Desa Adat Manukayalet.

"Secepatnya kita akan koordinasi dengan desa adat. Tapi yang pasti, pengawasan di areal pengelukatan harus lebih ketat, supaya tak terjadi lagi hal serupa," tandasnya.

Baca juga: Pelabuhan Gilimanuk Ditutup 90 Menit, Angin Kencang Menunda Pelayanan Gilimanuk-Ketapang

Baca juga: VIRAL : Diduga Serobot Antrian Melukat di Tirta Empul, Sesama Turis Adu Mulut Di Tirta Empul


Pihaknya mengimbau pada para wisatawan yang berkunjung di Objek Wisata Pura Tirta Empul maupun objek lainnya, supaya mengikuti norma yang berlaku.

Seperti di pancuran Tirta Empul, wisatawan atau umat yang ingin melukat, wajib mengantrai jika sedang ada orang lain yang juga melukat.

Prosesi melukat ini dimulai dari pancuran sisi utara, lalu berlanjut secara bergantian ke selatan.

"Harus tertib mengantrai, karena dari proses mengantrai tersebut lah kita melatih kesabaran, hingga kita sampai di pancuran untuk meminta kesucian pikiran, membersihkan segala noda sekala dan niskala dalam diri," ujarnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved