Pria Tewas di Sempidi Badung

Korban Pembacokan di Sempidi Akan Dimakamkan Satu Liang Lahad dengan Adik yang Telah Lama Meninggal

Korban Pembacokan di Sempidi Akan Dimakamkan Satu Liang Lahad dengan Adik yang Telah Lama Meninggal

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ratu Ayu Astri Desiani
sembari menangis, Putu Suartini menunjukan foto semasa hidup anaknya Adhi Putra Krismawan yang tewas akibat dikeroyok sejumlah pemuda di wilayah Sempidi, Selasa 16 Januari 2024. 

Pihaknya berharap polisi dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku. (rtu)

Baca juga: Korban Tewas, Polisi Kejar Terduga Pelaku Pengeroyokan di Sempidi Badung

Adhi Putra Krismawan (23) warga Jalan Pulau Sumatra, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng tewas dikeroyok diduga oleh 12 pelaku yang menggunakan 7 sepeda motor, Senin 15 Januari 2024 tengah malam.

Adhi ditemukan bersimbah darah dengan luka bacokan di dada kanan, tergeletak di depan Koperasi Sedana Giri Ayung, Banjar Uma Gunung, Desa Sempidi, Mengwi, Badung, Selasa 16 Januari 2024 dini hari.

Putu Suartini (54) menangis menatap foto semasa hidup Adhi Putra, anaknya, saat ditemui di rumah duka di Jalan Pulau Sumatra, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng, Selasa 16 Januari 2024.

Dia tak dapat menerima kenyataan anak keempatnya itu tewas dengan kondisi yang mengenaskan akibat dikeroyok oleh sejumlah pemuda di Sempidi, Badung.

Suartini menyebutkan, kabar tewasnya sang anak baru ia ketahui, Selasa pagi.

Almarhum Adhi dinyatakan tewas dengan luka bacok pada bagian dada kanan.

Bahkan dalam video yang beredar di WhatsApp, almarhum Adhi juga sempat dikeroyok oleh sejumlah pemuda.

"Anak saya meninggal dengan kondisi seperti itu. Saya tidak terima. Sudah badannya kurus kecil, diperlakukan seperti itu. Kok mereka (para pelaku, Red) tega berbuat seperti itu. Sedih sekali saya melihat anak saya meninggal dengan kondisi begini. Di video kami lihat anak saya sudah lemas, tapi masih juga dikeroyok," kata Suartini sambil menangis.

Suratini mengaku tidak tahu persis mengapa sang anak menjadi korban pengeroyokan hingga tewas.

Sepengetahuan dia selama ini, anak keempat dari enam bersaudara itu tidak pernah memiliki permasalahan dengan teman-temannya.

Terlebih almarhum Adhi merupakan sosok pendiam.

Ia menduga, kasus ini terjadi karena kesalahpahaman saat Adhi dalam perjalanan pulang menuju kosnya di Dalung.

"Mungkin ada kesalahpahaman di jalan, sehingga sekelompok pemuda ini tersinggung dan mengeroyok anak saya. Tapi sampai saat ini kami belum tahu persis apa penyebabnya. Belum ada informasi lebih lanjut dari pihak kepolisian," katanya.

Suratini menyebut, ia terakhir kali bertemu almarhum Adhi pada saat perayaan Natal 2023.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved