Berita Buleleng

Sekitar 100 Warga Binaan Putus Sekolah, Lapas Gelar Program Pendidikan Kesetaraan

Sekitar 100 Warga Binaan Putus Sekolah, Lapas Gelar Program Pendidikan Kesetaraan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
Ratu Ayu Astri Desiani
Warga Binaan Lapas Singaraja saat mengikuti program pendidikan kesetaraan, Rabu (17/1) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Ada sekitar 100 warga binaan di Lapas Singaraja dalam kondisi putus sekolah.

Miris akan hal tersebut, Lapas Singaraja bersama Disdikpora Buleleng menggelar program pendidikan kesetaraan.

Program yang sudah memasuki semester ke dua ini baru dapat diikuti 9 warga binaan

Kalapas Singaraja I Wayan Putu Sutresna ditemui Rabu (17/1) mengatakan, program yang mulai dilakukan pada Agustus 2023 lalu ini sebelumnya diikuti oleh 10 warga binaan dengan usia maksimal 24 tahun.

Namun memasuki semester dua ini, warga binaan yang mengikuti program kejar paket ini tersisa sembilan orang.

Dengan rincian satu orang di Paket A, satu orang di Paket B dan tujuh orang di Paket C.

"Lagi satu sudah bebas, namun dia tetap mengikuti program pendidikan kesetaraan di dekat rumahnya," kata Sutresna. 

Sutresna tidak menampik ada sekitar 100 warga binaan yang mengalami putus sekolah.

Namun tidak seluruhnya dapat mengikuti program ini sebab saat ini hanya dapat diikuti warga binaan dengan usia 24 tahun ke bawah.

Baca juga: Dua Tahun di Indonesia Tanpa Kejelasan, Pencari Suaka Asal Venezuela Dipulangkan

Sutresna pun mengaku akan berusaha pada tahun ajaran 2024 ini agar program tersebut dapat diikuti warga binaan usia 24 tahun ke atas. 

"Kami ingin warga binaan selama menjalankan hukuman pidana, tidak hanya diberikan sertifikasi keterampilan. Tetapi juga dapat ijazah formal untuk dipakai ke depannya," jelasnya. 

Sementara Sekretaris Disdikpora Buleleng Ida Bagus Gde Surya Bharata mengatakan, tenaga pengajar, kurikulum hingga materi ajar yang disiapkan untuk program pendidikan kesetaraan di Lapas ini berasal dari Satuan Pendidikan Non Formal-Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF-SKB) Kabupaten Buleleng.

"Jumlah pengajar yang disiapkan mengikuti dengan jumlah mata pelajarannya. Ada sembilan. Warga binaan akan belajar tatap muka selama dua minggu dalam satu bulan, sedangkan sisa waktu lainnya mereka akan belajar secara mandiri," terangnya. 

Surya Bharata berharap program ini dapat berkelanjutan, mengingat program ini menjadi angin segar bagi warga binaan yang belum menyelesaikan pendidikan formalnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved