Demonstrasi di Bali
Pasca Demo di Bali Dikhawatirkan Pengaruhi Wisatawan, WNA Australia Diimbau Pantau Media Lokal
Aksi demontrasi yang terjadi di Bali pada Sabtu (30/8/2025), tepatnya di daerah Denpasar dikhawatirkan berdampak pada industri pariwisata
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Aksi demontrasi yang terjadi di Bali pada Sabtu (30/8/2025), tepatnya di daerah Denpasar dikhawatirkan berdampak pada industri pariwisata, khususnya kunjungan turis.
Apalagi aksi yang berlokasi di depan Polda Bali itu berujung pada kericuhan hingga ada 22 orang diamankan.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara tak memungkiri ada kekhawatiran pihaknya jika aksi demo berbuntut pada turunnya kunjungan turis ke Bali, khususnya Buleleng.
Apalagi jika negara asal wisatawan mengeluarkan travel warning ataupun travel ban.
"Tentu secara psikologi, ada kekhawatiran dampak reservasi atau tingkat kunjungan. Cuma karena baru sehari, kita juga belum dapat info lanjutan," katanya, Minggu (31/8/2025).
Baca juga: Pasca Demo 30 Agustus, Pecalang di Bali Akan Lakukan Gelar Agung Esok, Diikuti 15 Ribu Orang
Menurut Dody, biasanya negara yang paling responsif mengeluarkan travel warning adalah Australia.
Ia berharap situasi segera kondusif, sebab bidang pariwisata sangat rentan terhadap isu-isu keamanan.
"Mudah-mudahan segera kondusif, sehingga tidak berdampak pada perekonomian Bali," ucapnya.
Untuk diketahui, hingga Minggu (31/8/2025) setidaknya sudah ada beberapa negara yang telah mengeluarkan travel warning.
Baca juga: Demo di Bali, Tindakan Intimidasi & Kekerasan Pada Wartawan, AMSI Minta Oknum yang Terlibat Ditindak
Di antaranya Amerika, Kanada, Inggris, dan Australia.
Sedangkan yang mengeluarkan travel ban belum ada.
Mengacu pada beberapa situs resmi negara-negara tersebut, mereka lebih banyak mengimbau warga negaranya yang sedang atau akan bepergian ke Indonesia.
Salah satunya situs layanan departemen luar negeri dan perdagangan Australia, smartraveller.gov.au yang diakses pada Minggu (31/8/2025).
Pada situs itu disebutkan protes besar-besaran berpotensi meningkat menjadi kekerasan dan kerusakan properti sedang terjadi di kota-kota besar di Indonesia, termasuk Denpasar, Bali.
Pada situs tesebut warga negara Australia diimbau untuk menghindari proses dan demonstrasi karena menyebabkan gangguan dan mempengaruhi pergerakan lalu lintas lokal.
Selain itu diimbau juga agar warga negara Australia memantau media lokal untuk mendapatkan informasi terbaru. (*)
Berita lainnya di Aksi Demonstrasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.