Berita Klungkung
BRIDA Klungkung Cetuskan Incenerator, Untuk Atasi Masalah Sampah di Klungkung
BRIDA Klungkung Cetuskan Incenerator, Untuk Atasi Masalah Sampah di Klungkung
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) ditugaskan membuat kajian dan inovasi untuk menuntaskan permasalahan sampah di Kabupaten Klungkung.
Ada beberapa alternatif yang diusulkan BRIDA, satu diantaranya incenerator untuk pengolahan sampah residu di Klungkung.
Kepala BRIDA Klungkung I Ketut Budiarta menjelaskan, permasalahan sampah saat ini menjadi masalah nasional.
Tidak hanya di Klungkung, namun juga di daerah lainnya.
Pemkab Klungkung semakian kewalahan mengelola sampah, pasca ditutupnya TPA Sente di Desa Pikat oleh masyarakat setempat.
Saat ini kondisi TPA terbesar di Klungkung tersebut sudah overload, dengan kondisi sampah menggunung.
"Pj Bupati Klungkung juga meminta kami cari solusi dari masalah sampah ini. Kami telah usulkan beberapa alternatif solusi untuk masalah ini," ujar Ketut Budiarta saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (18/1/2024).
Menurutnya, masih belum terkelolanya residu penangnan sampah dari TOSS (tempat olah sampah setempat) dan TPS3R, masih perlu dicarikan solusi dengan ditutupnya TPA Sente sebagai pembuangan akhir residu sampah.
Ada beberapa alternatif solusi yang dirumuskan oleh BRIDA, diantaranya peningkatan kapasitas TOSS Centre dengan pengadaan alat pemilahan sampah mekanis (Gibrik) yang telah sukses diterapkan di Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Pemeriksaan Bid Propam Polda Bali, 106 Personel Polresta Denpasar Jalani Tes Urine
"Solusi jangka pendek, pengolahan residu sampah dengan mengkaji beberapa alternatif teknologi ramah lingkungan yang memenuhi standar kelayakan lingkungan," jelas Ketut Budiarta.
Ia mencontohkan, penggunaan incenerator untuk mengatasi masalah sampah residu bisa menjadi salah satu alternatif.
Incenerator bisa mengubah sampah residu menjadi abu. Hanya saja hal ini masih perlu dilakukan kajian, agar sesuai dengan aturan.
"Incenerator ada positif dan negatifnya, sehingga masih perlu dilakukan kajian. Terutama terkait dampaknya ke lingkungan," ungkap Budiarta.
Sementara untuk solusi jangka panjang, perlu adanya pembangunan TPA dan TPST baru untuk menampung khusus sampah residu.
"Pembangunan TPA ini menjadi solusi jangka panjang. Karena dalam pembangunan TPA, perlu berproses terkait lahan, tata ruang, hingga sosialisasi ke masyarakat," jelasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.