Pengeroyokan Di Denpasar
RSUP Prof Ngoerah Sebut Sudah Beri Keringanan Pemulangan Jenazah Korban Pengeroyokan di Sempidi
RSUP Prof Ngoerah Sebut Sudah Beri Keringanan Pemulangan Jenazah Korban Pengeroyokan di Sempidi
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - RSUP Prof Ngoerah buka suara terkait pemulangan jenazah korban pengeroyokan di Sempidi dengan mobil pikap.
Ketika dikonfirmasi, Dewa Ketut Kresna selaku Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah mengatakan di Rumah Sakit memang tidak ada angkutan jenazah.
Selama ini angkutan jenazah yang tersedia di RSUP Prof Ngoerah merupakan milik pihak swasta.
“Lalu terdapat informasi keluarga pasien tidak punya uang. Mau tidak mau karena itu berbayar lalu diberikan opsi untuk mengganti uang bensin saja pasien lalu keluarga pasien memulangkan dengan kendaraan sendiri,” kata, Dewa Kresna, Kamis 18 Januari 2024.

Dewa Kresna menambahkan yang jelas Rumah Sakit telah berusaha menawarkan opsi keringanan biaya.
“Yang jelas kami menyesalkan pasien tidak diangkut mobil angkut jenazah begitu ceritanya. Ambulance jenazah bukan punya RS, dan RS sudah memfasilitasi cukup ganti uang bensin saja,” tutupnya.
Sebelumnya, Jenazah Adhi Putra Krismawan (23) korban pengeroyokan di wilayah Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung telah disemayamkan di rumah duka, di Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu 17 Januari 2024.
Jenazahnya tiba, Selasa 16 Januari 2024, sekitar pukul 23.00 Wita.
Mirisnya pihak keluarga memulangkan jenazah korban dari RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah (Sanglah) Denpasar ke Buleleng dengan menggunakan mobil pikap.
Baca juga: Detected! Hasil CCTV Kasus Sempidi Ungkap Pelaku Pembacokan Adhi Putra Krismawan
Hal ini terpaksa dilakukan keluarga lantaran keterbatasan ekonomi. Made Suki Arsawan (55), ayah korban, mengatakan, jenazah almarhum Adhi dipulangkan dengan menggunakan mobil pikap milik salah satu anaknya. Beruntung selama di perjalanan pulang, kata Suki, cuaca sangat mendukung sehingga mereka tidak diguyur hujan.
“Mobil pikap itu milik anak saya. Kami sih tidak sempat bertanya kepada pihak rumah sakit berapa biaya sewa ambulansnya, karena sudah pasti besar biayanya. Karena keterbatasan ekonomi jadi jenazah kami bawa pulang pakai pikap saja. Selama perjalanan tidak ada hujan. Mungkin ini pertolongan Tuhan," kata pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh lepas ini saat ditemui Tribun Bali di rumah duka, Rabu 17 Januari 2024.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.