Penemuan Mayat Di Buleleng
Penyebab Tewasnya Komsiatun Masih Misterius, Keluarga Menolak Tindakan Autopsi
Penyebab Tewasnya Komsiatun Masih Misterius, Keluarga Menolak Tindakan Autopsi
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Jenazah Komsiatun warga asal Kelurahan/Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang sebelumnya ditemukan mengapung di perairan laut Prapat Agung, Banjar Dinas Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng diserahkan kepada pihak keluarga. Namun terkait penyebab tewasnya hingga saat ini masih misterius.
Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika dikonfirmasi Minggu (21/1) mengatakan, jenazah Komsiatun telah diserahkan kepada keluarganya pada Sabtu kemarin.
Menurut pengakuan keluarga, wanita kelahiran Tuban, 8 April 1979 tersebut mengalami depresi akibat perceraian, serta memiliki riwayat sakit kanker otak yang sudah diderita sejak lama.
Atas pengakuan keluarga itu, AKP Diatmika menyebut pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah Komsiatun tewas akibat bunuh diri, atau karena faktor lain.
Sebab upaya autopsi untuk mencari tahu penyebab kematiannya batal dilakukan, lantaran tidak mendapatkan izin dari pihak keluarga.
"Jenazah tidak jadi diautopsi karena tidak ada izin dari keluarga. Jadi penyelidikan hanya dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan saksi-saksi yang ada di sekitar lokasi temuan jenazah," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, sesosok mayat wanita tanpa identitas ditemukan tewas mengambang di perairan Prapat Agung, tepatnya di Banjar Dinas Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng pada Kamis (18/1) pagi.
Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh dua orang nelayan yang tengah melaut.
Kapolsek Gerokgak Kompol I Gusti Nyoman Sudarsana mengatakan, wanita yang ditemukan tewas mengambang di tengah laut itu memiliki ciri-ciri rambut pendek dan keriting, mengenakan baju berwarna hitam motif polkadot putih, celana legging warna hitam, mengenakan sarung tangan berwarna ungu serta kaos kaki berwarna merah muda, serta mengenakan cincin pada jari tengah tangan kiri.
Baca juga: Tahun 2024, Dishub Denpasar Belum Bisa Tambah Armada Bus Sekolah
Jenazah wanita malang itu pertama kali ditemukan oleh dua nelayan asal Jembrana bernama Misman (64) dan Nanda (23).
Keduanya saat itu hendak melaut. Kemudian menemukan ada sesuatu yang mengambang di tengah laut.
Saat didekati, ternyata yang mengambang itu merupakan sesosok mayat. Mereka pun bergegas melaporkan temuannya ini ke polisi, hingga evakuasi jenazah dilakukan oleh anggota Polair Pos Teluk Terima.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.