Berita Denpasar

Beras Bulog SPHP Dijual Rp 54.500 per 5 Kilogram, Masyarakat Diimbau Lapor Jika Tidak Sesuai

Beras Bulog Langka dan Mahal?Keterbatasan Kemasan Beras SPHP dan Belum Panen Raya

|
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
TB/Valen
Pimpinan Wilayah Bulog Bali, M. Sony Supriyadi mengatakan per Januari 2024, stok beras di Bali sebanyak 2.700 ton. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pimpinan Wilayah Bulog Bali, M. Sony Supriyadi mengatakan per Januari 2024, stok beras di Bali sebanyak 2.700 ton. 

Alokasi dari stok tersebut sudah didistribusikan untuk 1.900 bantuan pangan, dan tersisa 400-500 ton per Januari 2024. 

Sony menegaskan stok itu mampu memenuhi kebutuhan Bulog untuk menjalankan program pemerintah, yaitu bantuan pangan berupa 10 kg beras dan program Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan (SPHP).

Lalu masih ada tambahan stok 10.000 ton yang diperkirakan akan datang di tanggal 31 Januari 2024 hingga awal Februari 2024.

Menanggapi kabar yang beredar bahwasannya harga beras melambung naik, Sony memperjelas bahwasannya harga beras Bulog bertuliskan SPHP tetap dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 dan Rp 54.500/5 kilogram.

“Kita pantau terus. Makanya bagi masyarakat yang menemukan ada perbedaan harga beras bulog bertuliskan SPHP diatas harga HET wajib melapor ke Bulog, ujar Sony, Selasa 30 Januari 2024.

Saat ditanya berapa target stok di Bali untuk kebutuhan beras pertahunnya, Sony menambahkan sebanyak 4.500 ton / tahun. 

Penyebab kenaikan harga beras di Bali, dikatakannya karena Bali bukan daerah produksi dan belum adanya panen raya.

Terlebih di kawasan Buleleng dan Karangasem yang menjadi dampak dari kelangkaan beras ini.

“Akhir tahun kemarin tepatnya di Desember memang kita kehabisan stok beras SPHP, yang ada hanya 200-300 ton saja, baru minggu kemarin kemasan SPHP datang lagi karena keterbatasan kemasan, dan kami sudah ready / siap menyalurkannya lagi,” tambahnya.

Baca juga: VIRAL “Geng” Bule Berkendara Tanpa Helm dan Baju, Polresta Denpasar Kantongi Identitas Pemilik Motor


Dikatakannya, masih ada stok beras 10.000 ton yang sedang menuju ke Bali dan diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan nasional hingga program bantuan pangan, sampai dengan Juni 2024. 

Di sisi lain, Bulog terus berkomitmen untuk menyerap beras dalam negeri sebanyak-banyaknya, sesuai dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP).

“Kita pantau secara seksama berapa beras dalam negeri yang bisa kita serap dalam negeri,” pungkasnya.

Langkanya beras Bulog di pasaran disebabkan karena adanya perubahan iklim dan fenomena El Nino.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved