Pria Obesitas di Gianyar

SOSOK Bombom Dikenal Toleran dan Periang oleh Temannya, Pria Berbobot 210 Kg Tak Pernah Dibully

Mendiang Bombom Dikenal Toleran dan Periang oleh Temannya, Pria Berbobot 210 Kg Tak Pernah Dibully

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Kartika Viktriani
Kolase Instagram / @goes_bombom / Istimewa
Kolase foto - Bombom atau I Putu Bagus Trisna Hadibrata (34) saat melangsungkan pernikahan bersama sang istri Ayu Pariati (kiri) dan Bombom berfoto bersama sang istri sebelum meninggal dunia pada Sabtu 3 Februari 2024 malam (kanan) - Mendiang Bombom Dikenal Toleran dan Periang oleh Temannya, Pria Berbobot 210 Kg Tak Pernah Dibully 

"Saat ini saya masih sangat berduka. Jika mengingat-ngingat soal mendiang, hati saya rasanya sesak sekali," ujarnya menutup wawancara.

Kepala Pelaksana BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba mengatakan, pihaknya berharap proses pengantaran jenazah mendiang diupayakan menggunakan ambulans.

Sebab jika menggunakan pikup, kesan tidak bagus.

Pihaknya memaklumi anggotanya saat membawa mendiang ke RSUD Sanjiwani menggunakan pikap.

Sebab saat itu situasinya sangat darurat, dan hanya kendaraan tersebut yang bisa dimanfaatkan agar yang bersangkutan segera mendapatkan pertolongan medis.

"Kalau bisa, sebaiknya memang jangan menggunakan pikap. Tidak baik kelihatannya," ujar Gus Suamba. 

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Bombom sempat mengalami pingsan di rumahnya pukul 21.30 Wita. Ia pun hendak dibawa ke rumah sakit.

Evakuasi pun berjalan dramatis. Proses evakuasi ini melibatkan tim BPBD Gianyar dan warga setempat. Bahkan Bombom harus dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar menggunakan pikap BPBD Gianyar.

Dikarenakan memiliki bobot 210 kilogram, pihak ambulans PMI Gianyar yang sempat dihubungi oleh BPBD Gianyar tidak bisa melakukan evakuasi terhadap Bombom.

"Tidak memungkinkan pasien masuk ke ambulans, karena kondisi yang sangat besar," ujar Wakil Kepala Markas PMI Gianyar, I Made Gede Lokayasa, kemarin.

Kepala Pelaksana BPBD Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba, membenarkan bahwa pihaknya sempat berkoordinasi dengan PMI Gianyar untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit. Dimana saat mendapat laporan, diketahui Bombom dalam keadaan pingsan.

"Dikarenakan memang tidak memungkinkan masuk ke ambulans, sehingga kami evakuasi tubuh korban menggunakan pikap," ujar Ida Bagus Suamba, kemarin.

Gus Suamba mengatakan, evakuasi ke atas pikap membutuhkan proses yang cukup panjang. Dikarenakan tubuh Bombom yang berat, mengakibatkan pengangkatan ke atas pikap membutuhkan tenaga banyak orang.

"Dibantu oleh warga setempat, sekitar pukul 21.45 Wita, Bombom bisa diangkat dari kamarnya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat itu yang bersangkutan pingsan," ujar Suamba.
Sebelum dievakuasi ke RSUD Sanjiwani pada Sabtu malam, BPBD Gianyar juga sempat diminta tolong oleh keluarga untuk memindahkan Bombom dari tempat tidur satu ke yang lainnya pada Jumat 2 Februari 2024.

Saat itu, Bombom mengerang kesakitan. Informasinya, yang bersangkutan mengalami sakit asam urat.

"Sebelumnya kita juga turunkan Tim TRC untuk memindahkan tubuhnya, saat itu ia kesakitan. Tapi masih sadarkan diri," ungkap Suamba.

Setelah mengalami kesakitan karena asam uratnya, Bombom kemudian pingsan pada Sabtu malam. Hingga akhirnya penderita obesitas tersebut gagal napas dan meninggal dunia saat dibawa ke RSUD Sanjiwani.

Mendiang I Putu Bagus Trisna Hadibrata alias Bombom (34) mengalami kegemukan hingga menderita obesitas sejak masih anak-anak.

Berat badannya terus bertambah saat Bombom memasuki remaja hingga dewasa. Namun demikian, berat badannya sempat mengalami penurunan setelah menikah.

Terakhir ditimbang, Bombom memiliki berat badan mencapai 210 kilogram (kg). Dimana semasa hidupnya dulu, berat badannya pernah menyentuh angka 228 kg.

Berdasarkan berbagai sumber yang dihimpun Tribun Bali, Minggu 4 Februari 2024, Bombom pernah bercerita bahwa ia telah mengalami kegemukan sejak masih duduk di sekolah dasar.

Beratnya saat SD dulu telah menyentuh 100 kg.

Berat badannya semakin bertambah setelah remaja. Sebab saat itu nafsu makannya tidak terkontrol. Alhasil berat badannya pernah menyentuh 228 kg.

Namun sejak berkenalan dengan seorang perempuan bernama Ayu Pariati, yang kemudian menjadi istrinya, Bombom pernah menjalani program penurunan berat badan alias diet.

Meski tak signifikan, namun ia berhasil menurunkan berat badannya.

"Bukan (diet) tidak makan nasi, tapi mengurangi. Baru berhasil turun beberapa kilo. Termotivasi juga karena berat 228 kg itu sulit bagi saya beraktivitas," ujar Bombom semasa hidupnya.

Diketahui bahwa meskipun memiliki berat badan berlebih, selama hidupnya Bombom merupakan orang yang aktif.

Ia pernah ikut dalam sebuah grup musik bernama Bombom Band, di sana ia memegang peranan sebagai vocalis.

Sementara riwayat pendidikannya, ia bersekolah di SMPN 3 Gianyar, SMAN 1 Blahbatuh, dan pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Udayana (Unud).

Namun ia memilih berhenti, dikarenakan terpukul saat ayahnya meninggal.

Sementara selama hidupnya, Bombom diketahui bekerja di sebuah usaha Vape di Sanur, Denpasar.

Dia menikah dengan pujaan hatinya Ayu Pariati pada Oktober 2023. (weg)

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved