Human Interest

Budi Daya Tikus Putih Pakan Reptil, Gede Wira Sampai Kewalahan Penuhi Pesanan

Gede Wira Arta Kusuma (25) sibuk membersihkan kotak plastik untuk kandang tikus albino atau tikus putih yang ia budidayakan untuk pakan reptil.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Para pecinta reptil di Klungkung, sedang memberikan pakan hewan peliharannya, Senin (5/2/2024). 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Gede Wira Arta Kusuma (25) sibuk membersihkan kotak plastik yang berjejer di teras rumahnya, Senin (5/2/2024).

Kotak itu ia pakai untuk kandang tikus albino atau tikus putih yang ia budidayakan untuk pakan reptil.

Para pecinta reptil kian berkembang di Klungkung. Komunitasnya juga telah eksis.

Baca juga: Pesta Arak di Nusa Penida Klungkung Berakhir Tragis, Pria Tewas Jatuh dari Tebing Diamond Beach

Hal ini membuat budi daya tikus putih juga dilirik. Sebagai pecinta reptil, warga Desa Paksebali, Klungkung ini tertarik budidaya tikus putih karena merasa kesulitan mencari pakan reptil.

"Saya ini pecinta reptil, tapi dulu saya susah sekali beli pakan, sampai harus ke Denpasar untuk dapatkan tikus untuk pakan," ungkap Gede Wira Arta Kusuma saat ditemui di rumahnya, Senin (5/2/2024).

Baca juga: Berhembus Isu Beras SPHP Langka di Klungkung, Saat Harga Beras Premium Naik

Mulai tahun 2020, pria yang akrab dipanggil Wira Datuk itu mulai mencoba membudidayakan tikus putih.

Ia mendatangkan indukan langsung dari jawa. Dari awalnya hanya budidaya lima kotak, saat ini sudah berkembang menjadi 63 kotak.

Ia mengatakan, dalam setahun rata-rata satu indukan tikus mampu beranak sampai delapan kali.

"Sekali beranak sebanyak delapan sampai 15 ekor. Rata-rata tikus yang dijual untuk pakan biasanya yang baru lahir, atau setelah tikur berusia 21 hari."

Baca juga: Pemkab Klungkung Ajukan Usulan Pembangunan Pariwisata Nusa Penida ke Menteri Pariwisata

"Tidak hanya itu, indukan yang sudah tidak produktif (afkir) juga tetap bisa dijual untuk pakan reptil. Saya budi daya tikus rat dan mencit. Kalau sekarang jumlahnya kurang lebih 100 ekor," jelasnya.

"Biasanya anak tikus ini paling banyak untuk pakan reptil. Ada juga yang perlu untuk umpan pancing, dan ada juga yang beli untuk keperluan laboratorium," sambung Wira Datuk.

Dalam sebulan, rata-rata ia mampu menjual 150 ekor tikus putih. Seekornya harganya antara Rp3 ribu sampai Rp20 ribu tergantung ukuran.

Baca juga: Stok Beras di Klungkung Surplus tapi Harga Naik

Semakin berkembangnya para pecinta reptil di Klungkung, membuat ia kewalahan untuk memenuhi permintaan pakan.

Pembeli tak hanya dari Klungkung, namun juga dari Gianyar hingga Karangasem.

"Malah sekarang kewalahan (penuhi permintaan). Saya biasanya memasarkan di Klungkung, Gianyar, dan Karangasem," ungkap dia.

Baca juga: Seorang Ibu Rumah Tangga di Klungkung Meninggal Setelah Tersetrum Listrik, Kepala Sempat Terbentur

Seorang pecinta reptil di Klungkung, Ridwan Aditya mengaku dipermudah dengan adanya budi daya tikus putih di Klungkung.

"Untung ada temen sudah ternak (tikus) di Klungkung. Jadi tidak lagi ke Denpasar cari ternak untuk peliharaan saya," paparnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved