Berita Denpasar

Dokter Sasa Ungkap Potensi Bahaya Santap Daging Anjing, Beberkan Puluhan Kasus Keracunan

Dokter Sasa Ungkap Potensi Bahaya Santap Daging Anjing, Beberkan Puluhan Kasus Keracunan Hingga Meninggal Dunia

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Drh Sasa Vernandes, M.Si 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mengkonsumsi daging anjing memiliki sisi bahaya bisa memicu keracunan pada manusia karena anjing berpotensi menjadi agen penyakit yang menginfeksi melalui bakteri, virus, parasite, atau jamur. 

Sebagaimana disampaikan Dokter Hewan Drh Sasa Vernandes MSi dalam wawancara dengan Tribun Bali melalui sambungan telepon pada Rabu 7 Februari 2024. 

"Sisi bahaya dari peredaran daging anjing terletak pada prosesnya yang melibatkan kekejaman dan ini meningkatkan risiko gigitan dan goresan yang menjadi potensi penularan rabies. Namun disamping itu, agen penyakit yang ada di dalam anjing juga berpotensi menginfeksi manusia," ujar Drh Sasa. 

Lanjutnya, apabila agen infeksius tersebut resisten terhadap antimikroba, maka akan lebih berbahaya dan di sisi lain, ada bahaya dari agen non-infeksius seperti residu racun yang dapat meracuni manusia baik secara langsung atau tidak langsung dan residu antimikroba dapat memicu resistensi antimikroba.

"Sejumlah kasus keracunan makanan serius juga telah dilaporkan setelah mengonsumsi daging anjing, hingga mengakibatkan meninggal dunia," bebernya. 

Di Kupang, pada tahun 2017 sebanyak orang mengalami keracunan dan satu diantaranya meninggal dunia. Kemudian di Simalungun Sumatera Utara pada tahun 2020 terdapat 27 orang keracunan. 

Tahun 2020 kembali terjadi  di Kupang, 7 orang keracunan usai mengkonsumsi daging anjing dan satu diantaranya meninggal dunia.

Lalu pada tahun 2022, sebanyak 32 orang di Sumatera Utara mengalami keracunan, 53 orang di Boven Digoel, Papua serta 25 orang di Teluk Wondama Papua pada bulan Desember 2022.

"Dan terakhir 11 orang di Ende satu orang meninggal dunia pada bulan Oktober 2023. Ada kemungkinan bahwa kasus-kasus keracunan makanan akibat konsumsi daging anjing lainnya tidak dilaporkan kepada dinas terkait," paparnya. 

Baca juga: Badung Kini Punya Puluhan Satpol PP Pariwisata, Sekda Adi : Bisa Beri Aman dan Nyaman Wisatawan


Disinggung mengenai masyarakat yang mengkonsumsi daging anjing mengaku merasa stamina meningkat setelah menyantap daging apakah hanya mitos, sugesti atau fakta, Drh Sasa menyampaikan bahwa hal tersebut hingga saat ini belum ada penelitian ilmiahnya. 

"Sejauh ini, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal tersebut," pungkas Sasa. (*) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved