Pria Tewas di Sempidi Badung

Terdakwa Anak AMF Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengeroyokan yang Tewaskan Adhi di Sempidi Badung

Satu dari enam pelaku pembunuhan terhadap korban salah sasaran terhadap Adhi menjalani sidang di PN Denpasar

Penulis: Putu Candra | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Kolase Tribun Bali
Kolase foto korban pengeroyokan di Sempidi dan lima pelaku yang telah ditangkap polisi. 

Terdakwa Anak AMF Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengeroyokan yang Tewaskan Adhi di Sempidi Badung

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Satu dari enam pelaku pembunuhan terhadap korban salah sasaran, Adhi Putra Krismawan di Sempidi, Mengwi, Badung menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Jumat, 16 Februari 2024.

Adalah terdakwa anak inisial AMF (17) menjalani sidang tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU). 

"Iya hari ini sidang tuntutan. Sidangnya digelar tertutup untuk umum," jelas JPU Imam Ramdhoni ditemui sebelum sidang di PN Denpasar. 

Sebelumnya dalam dakwaan, terdakwa anak AMF dikenakan dakwaan berlapis oleh JPU.

Dakwaan kesatu primair, perbuatan terdakwa anak bersama pelaku dewasa yakni Hilmi, Roni, Bima, Oksa dan Pujianto alias Uta diancam pidana pada ketentuan Pasal 338 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Subsidair, Pasal 338 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. 

Baca juga: Detik-detik Pengeroyokan di Sempidi, Para Pelaku Sempat Keliling Cari Target Namun Salah Sasaran

Atau kedua primair, Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP. Subsidair, Pasal 351 ayat (3) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. 

Diungkap, terdakwa anak AMF bersama lima pelaku dewasa lainnya yakni Hilmi, Roni, Bima, Oksa san Pujianto alias Uta melakukan pembunuhan terhadap korban Adhi Putra Krismawan di Jalan Raya Sempidi, Mengwi, Badung, Selasa, 16 Januari 2024 sekira pukul 00.30 Wita. 

Motif Pelaku

Diketahui Kelima pelaku itu yakni Roni Saputra (23), Bima Fajar Hari Saputra (18), AM (17), Supbahtiar (21) dan Ahmat Hilmi Mustofa (25) yang semuanya berasal dari Jawa Timur.

Para tersangka merupakan kelompok Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) itu, ternyata salah sasaran membantai korban.

Pasalnya belasan pelaku itu sengaja ingin melakukan penganiayaan kepada perguruan silat rantauan IKPSI Kera Sakti.

"Para tersangka mengira korban merupakan anggota perguruan silat musuh mereka. Kemudian mereka menyerang korban secara membabi buta," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan, didamping Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono.

Berdasarkan keterangan dari para tersangka, kata Jansen, para tersangka bersama belasan temannya yang masih buron, sengaja mencari target yang merupakan anggota dari perguruan silat rantauan IKPSI Kera Sakti yang ada di Bali.

Kemudian pada Senin 15 Januari 2024, para tersangka mendapat pemberitahuan dari group WhatsApp untuk berkumpul di Citra Land, Jalan Kargo, Denpasar Utara, karena akan ada tawuran dengan salah satu kelompok pencak silat rantauan di Bali.

Selanjutnya, sambung Jansen, sekitar pukul 22.00, para tersangka berkumpul di depan perumahan Citra Land.

Setelah sekitar 60 menit menunggu target, mereka tidak melihat target yang mereka cari.

Kemudian mereka berpindah tempat ke seputaran Puspem Badung untuk mencari targetnya.

"Saat tengah malam, para tersangka tiba di pintu masuk Puspem Badung untuk memantau keberadaan target mereka. Karena tidak menemukan target, para tersangka berpindah ke selatan, tepatnya di dekat Simpang Sempidi, Patung Hanoman,"beber Jansen.

Nah sekitar 30 menit menunggu kemudian, para tersangka melihat beberapa orang yang berpakaian hitam dengan ciri-ciri sebagai anggota salah satu kelompok pencak silat rantauan IKPSI Kera Sakti di Bali.

Para tersangka lantas mengejar orang tersebut ke arah selatan.

Setibanya di depan Banjar Ubung, Kelurahan Sempidi, terjadi keributan antara para tersangka dengan beberapa orang yang diduga anggota salah satu kelompok pencak silat rantauan IKPSI Kera Sakti.

Baca juga: TERUNGKAP! Motif Pengeroyokan di Sempidi Terkait Perselisihan Kelompok Silat yang Salah Sasaran

Hingga akhirnya, datang warga setempat yang membubarkan semua orang yang bertikai.

Setelah itu, para tersangka pergi ke arah barat dan berhenti di tikungan Jalan Raya Sempidi arah Dalung, Banjar Uma Gunung.

Mereka bermaksud menunggu kelompok pencak silat yang sebelumnya diajak ribut.

Sesaat kemudian, para tersangka melihat tiga motor yang melintas dengan kecepatan tinggi dan pengendaranya menggunakan pakaian serba hitam.

Mereka lantas menduga mereka adalah anggota kelompok pencak silat rantauan IKPSI Kera Sakti.

"Para tersangka meneriaki orang-orang tersebut serta hendak melakukan penyerangan."

"Namun dua sepeda motor yang ada di depan memacu kendaraannya dengan cepat sehingga berhasil kabur."

"Nahasnya pengendara sepeda motor yang ada di belakang yang saat itu dikendarai oleh korban menjadi sasaran para tersangka," beber Jansen.

Korban yang ketakutan lantas memacu motornya hingga akhirnya oleng menabrak tiang listrik yang ada di depannya.

Selanjutnya para tersangka melakukan pengeroyokan dan pembacokan hingga korban meninggal dunia.

"Masing-masing tersangka bersama-sama mengeroyok korban."

"Roni Saputra asal Banyuwangi, menusuk dada kanan korban dengan pisau."

"Bima Fajar Hari Saputra, Alif Maulana, Yusup Bahtiar dan Ahmat Hilmi Mustofa, menginjak-injak, memukul dan menendang korban."

"Setelah korban terkapar bersimbah darah, para tersangka kabur dari lokasi kejadian," tegas Jansen.

Berdasarkan peristiwa tersebut, tim gabungan Ditreskrimum Polda Bali dan Satreskrim Polres Badung melakukan penyelidikan dengan mengecek rekaman CCTV.

Akhirnya pada Sabtu 20 Januari 2024, dua orang tersangka Yusup Bahtiar dan Ahmat Hilmi Mustofa, ditangkap di Jember dan Kabupaten Lumajang.

"Tiga tersangka lainnya ditangkap keesokan harinya di wilayah Denpasar Barat," imbuhnya. 

Sejumlah pelaku pengeroyokan ternyata sempat mencoba untuk kabur dari Bali.

Bahkan ada dua pelaku yang kini sudah ditetapkan tersangka diamankan di Jember Jawa Timur.

Menurut informasi yang didapat ada lima pelaku yang sudah diamankan pada kasus pengeroyokan di Sempidi yang menewaskan Adhi Putra Krismawan.

Dari lima tersangka itu, dua diamankan di Jember.

"Iya ada dua pelaku diamankan diamankan di Lumajang/Madiun itu. Mungkin dua pelaku ini berusaha kabur," ujar Kapolres Badung AKBP Teguh Priyanto Wasono Selasa 23 Januari 2024.

Diakui dua pelaku yang diamankan di luar Bali dengan inisial Ocshaya Yusup Bahtiar (21) dan Ahmad Hilmi Mustofa (25).

Mereka merupakan pelaku yang memukul korban.

Bahkan satu dari mereka merupakan orang yang terlihat jelas saat video pengeroyokan viral

"Ada yang pakai jaket, yang jalan usai memukul itu salah satu pelaku," ucapnya.

Diakui ada lima pelaku yang sudah diamankan yakni Ocshaya Yusup Bahtiar (21) yang merupakan buruh proyek asal Banyuwangi, Ahmat Hilmi Mustofa (25) asal Jember Jawa Timur, yang keduanya diamankan di Jawa.

Kelima pelaku pembacokan di Sempidi Badung saat digiring Aparat Kepolisian Polres Badung pada Selasa 23 Januari 2024.
Kelima pelaku pembacokan di Sempidi Badung saat digiring Aparat Kepolisian Polres Badung pada Selasa 23 Januari 2024. (Tribun Bali)

Sedangkan tiga pelaku lainnya yakni Roni Saputra (23) asal Banyuwangi Jawa Timur yang tinggal di rumah kos Jalan Imambonjol, Desa Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar.

Pelaku ini merupakan pelaku yang melakukan penusukan di dada sebelah kanan korban menggunakan pisau dan ditangkap oleh Satreskrim Polres Badung saat sedang berada di Kos-kosannya.

Selain itu pelaku Bima Fajar Hari Saputra (18) asal Banyuwangi, Jawa Timur yang tinggal di sebuah Mess Jl. Gn. Sanggabuana, Tegal Kertha, Denpasar Barat, Kota Denpasar yang memukul dan menendang korban dan ditangkap saat berada di Messnya.

Terakhir pelaku berinisial AM (17) asal Banyuwangi Jawa Timur diamankan di rumah Cuci Motor Jalan Raya Abianbase, Desa Abianbase, Mengwi, Badung, Bali.

Dari hasil autopsi, diketahui luka bacok di dada menjadi penyebab kematian Adhi.

Jenazah Adhi telah dilakukan autopsi di RSUP Prof. Ngoerah. 

Ketika ditemui Tribun Bali, dr. Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F selaku dokter forensik yang menangani jenazah korban membeberkan kronologi jenazah hingga tiba di RSUP Prof Ngoerah. 

“Yang dapat kita informasikan bahwa korban dengan inisial AP kita terima di kamar jenazah RSUP Prof Ngoerah pada tanggal 16 Januari 2024 pada pukul 02.20 menit dini hari, kemudian pada saat itu kami lakukan pemeriksaan luar,” ucap, dr. Alit pada, Rabu 17 Januari 2024. 

Lebih lanjutnya, dari hasil pemeriksaan luar tersebut dr. Alit memperkirakan bahwa waktu kematian korban kurang dari 8 jam sebelum di periksa.

Selain itu ia juga menemukan memang ada beberapa luka-luka pada tubuh korban akibat kekerasan-kekerasan tumpul dan juga ada 1 luka terbuka pada dada kanan. 

“Kemudian di tanggal yang sama 16 Januari Tahun 2024 jadi jam 17.00 sore ada permintaan dari kepolisian untuk autopsi. Dan kita melakukan autopsi dan menemukan bahwa sebab kematian korban ini adalah luka tusuk pada dada kanan yang mengenai jantung dengan senjata tajam,” imbuhnya. 

Sebelumnya diberitakan Adhi Putra Krismawan tewas dikeroyok diduga oleh 12 pelaku yang menggunakan 7 sepeda motor, Senin 15 Januari 2024 tengah malam.

Adhi ditemukan bersimbah darah dengan luka bacokan di dada kanan, tergeletak di depan Koperasi Sedana Giri Ayung, Banjar Uma Gunung, Desa Sempidi, Mengwi, Badung, Selasa 16 Januari 2024 dini hari.

Kronologi Lengkap Pria Singaraja Tewas Dikeroyok di Sempidi, Selamat Jalan Adhi Putra Krismawan
Kronologi Lengkap Pria Singaraja Tewas Dikeroyok di Sempidi, Selamat Jalan Adhi Putra Krismawan (Istimewa)

Gede Juni Artawan, adik kelima almarhum Adhi, mengatakan, sang kakak selama ini tinggal satu kos bersama dirinya di wilayah Dalung, Badung, Bali.

Juni menuturkan, Senin 16 Januari 2024 sore ia pergi bekerja di salah satu hotel kawasan Jimbaran.

Sebelum berangkat bekerja, ia bahkan sempat memberikan uang kepada almarhum, agar digunakan untuk membeli bensin.

Selanjutnya sekitar pukul 19.00 Wita, Juni mengaku sempat berkomunikasi dengan almarhum Adhi melalui pesan WA, terkait paket barang yang dibeli melalui toko online.

Kemudian sepulang dari bekerja pada Selasa dinihari sekitar pukul 01.00 Wita, Juni mendapatkan sang kakak sudah tidak berada di kos.

Kala itu Juni mengaku tidak memiliki firasat buruk.

Baca juga: Terungkap Korban Sempidi Tak Ada Masalah dengan Para Pelaku, Tapi Pisau Tembusi Jantungnya

"Saya tidak mikir macam-macam, karena saya kira dia (almarhum Adhi, Red) lagi sama pacarnya," ungkap Juni.

Hingga pada Selasa sekitar pukul 09.00 wita, Juni menyebut pintu kamar kosnya tiba-tiba digedor oleh sepupunya dan mengabarkan jika Adhi telah meninggal dunia akibat dikeroyok sejumlah pemuda di wilayah Sempidi.

"Sepupu bilang kalau kakak saya sudah meninggal. Saya kaget sekali dengar kabar begitu," kata Juni sembari menyeka air matanya.

Hingga saat ini pihak keluarga mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab sang kakak dikeroyok sejumlah pemuda hingga tewas.

Pihaknya berharap polisi dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku.

(*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved