Berita Jembrana
Satu Ekor Sapi Peliharaan Warga Dilaporkan Mati di Jembrana, Dinas Pertanian Tunggu Hasil Lab
Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana kembali menekankan agar para peternak untuk melakukan manajemen ternak yang begitu maksimal.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Satu ekor sapi milik warga Jembrana kembali dilaporkan mati, Sabtu 17 Februari 2024 kemarin.
Peliharaan milik warga Banjar Katulampa, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya tersebut terindikasi bloat atau perut kembung diduga karena salah pemberian pakan.
Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana kembali menekankan agar para peternak untuk melakukan manajemen ternak yang begitu maksimal.
Menurut Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan, pihaknya kembali mendapat laporan soal ternak warga yakni seekor sapi peliharaan mati.
Baca juga: Sudah 2 Bulan Lebih, Kasus Sapi Mati Misterius di Ubud Belum Terungkap
Ternak yang mati tersebut milik warga atas nama Ni Luh Udiani asal Banjar Katulampa, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali.
"Laporan matinya satu ekor. Kita tindaklanjuti dengan dilakukan bedah bangkai atau autopsi sesuai permintaan pemiliknya," kata Widarsa saat dikonfirmasi, Minggu 18 Februari 2024.
Dia menjelaskan, hasil pemeriksaan, seekor sapi milik warga Kecamatan Melaya tersebut didiagnosa mati karena tympani rumen atau bloat (perut kembung).
"Diagnosa sementara karen bloat atau gas berlebih pada lambung sapi tersebut," jelasnya.
Kemudian, kata dia, untuk hasil dari autopsi sudah dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar dan beberapa selanjutnya akan diketahui hasilnya.
"Kita sudah kirim sampel ke BBVet untuk pengecekan laboratorium, kemudian tinggal menunggu hasil labnya saja," ungkapnya.
Widarsa kembali menekankan para peternak agar selalu menerapkan manajemen ternak yang maksimal.
Mulai dari pemberian pakan secara teratur, memilih pakan yang tepat, serta memperhatikan kebersihan kandang.
Sebab, banyak potensi penyakit yang mengintai kesehatan penyakit jika manajemennya tidak maksimal.
"Banyak potensi penyakit yang mungkin bisa saja menyerang ternak kita. Ini tidak hanya untuk warga di Tegalbadeng Timur saja, tapi seluruh wilayah Jembrana. Mari bersama-sama menerapkan manajemen beternak secara maksimal," tandasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya tiga ekor sapi peliharaan warga di Desa Tegalbadeng Timur, Kecamatan Negara, Jembrana, dilaporkan mati hingga Selasa 6 Februari 2024 lalu.
Sapi yang mati tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Desa setempat dari APBDes.
Sementara, dugaan sapi mati tersebut berbeda-beda yakni karena mengalami bloat atau perut kembung dan pneumonia atau infeksi paru kronis.
Diketahui, sapi tersebut dipelihara warga sejak Oktober 2023 lalu.
Menurut data yang berhasil dihimpun, satu ekor ditemukan mati pada Senin kemarin.
Sementara, dua ekor lainnya ditemukan mati Selasa pagi tadi.
Ciri-cirinya adalah salah satu ekor sapi dengan mengeluarkan busa pada mulutnya dan satu ekor lainnya mengalami perut kembung atau gas berlebih pada lambung.

Kumpulan Artikel Jembrana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.