Investasi di Pasar Saham, Generasi Z Pilih Jadi Trader, Kamu Termasuk?
Investasi di pasar modal terutama saham, banyak diminati oleh generasi milenial ataupun generasi Z di perkotaan
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Investasi di pasar modal terutama saham, banyak diminati oleh generasi milenial ataupun generasi Z di perkotaan, baik di ibukota maupun yang berdomisili di kota-kota lain.
Transaksi saham secara online memudahkan aktivitas para investor untuk bertransaksi dari manapun.
“Banyak kelompok investor milenial yang kemudian menjadi investor aktif, atau biasa dikenal dengan “trader”,” kata Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bali, Agus Andiyasa di Denpasar, Jumat (15/3/2024).
Baca juga: Ketut AS Diajak Ritual Gaib di Kamar Suci Bareng Pasutri, Kini Berujung di Polres Jembrana
Sementara itu BEI menjelaskan trader adalah investor yang aktif melakukan transaksi jual dan beli saham.
Berbeda dengan investor yang seringkali dikaitkan dengan berinvestasi saham dalam jangka panjang, trader seringkali dikenal sebagai spekulator.
Hal ini dikarenakan mereka sering mencari keuntungan jangka pendek dari selisih harga beli dan jual saham dalam hitungan hari bahkan jam.
Baca juga: Aneh! Saat Nyepi, Takafumi Bisa Lakukan Perjalanan Wisata dari Ubud, Kintamani, hingga Besakih
Dengan memahami dua karakter pelaku pasar modal tersebut, para investor pemula bisa menyesuaikan kebutuhannya, apakah mau menjadi trader untuk kebutuhan jangka pendek atau menjadi investor sejati untuk kebutuhan jangka panjang.
Disebutkan, berdasarkan prinsip investasi, seorang trader memiliki prinsip buy dan sell.
Trader melakukan pembelian dan penjualan dengan melakukan analisis terhadap grafik pergerakan saham untuk memperoleh keuntungan.
Sementara itu, investor yang memiliki prinsip buy dan hold akan membeli saham kemudian menyimpannya dalam jangka waktu panjang.
Kemudian, investor tersebut akan menjual portofolio sahamnya tersebut saat sudah mencapai tujuan keuangannya.
Bila melihat berdasarkan analisis fundamental vs teknikal, maka dalam mengevaluasi produk investasi, seorang investor dapat menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis fundamental dan teknikal.
Seorang investor membutuhkan analisis fundamfental untuk menganalisis faktor-faktor yang bisa mempengaruhi harga saham, seperti kondisi bisnis perusahaan terkait serta kondisi ekonomi nasional dan internasional.
Analisis fundamental umumnya digunakan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan keuangan dan bisnis perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI.
MPLS di Buleleng Bali, Siswa Baru Diedukasi Bahaya Judi Online, Agus: Pintu Masuk Menuju Kerusakan |
![]() |
---|
Sukses Berkarya Sebelum 30, Founder Makaroni SOS Ungkap Peran Shopee dalam Tingkatkan Omzet |
![]() |
---|
IHSG Melonjak 1,70 Persen ke 7.469, Kembali Ditutup di Zona Hijau |
![]() |
---|
MPLS 2025, Siswa SMP di Jembrana Diberi Materi Khusus |
![]() |
---|
Motif Pencurian Velg dan Ban di Bandara Ngurah Rai Terungkap, MA Diajak IGYPAP ke Bandara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.