Populer Bali

Viral Bali: Waspada Cuaca Buruk 7 Hari ke Depan, Nyoman Ote Jatuh ke Aspal Saat Mekotek

Berita viral Bali pertama masih seputar potensi cuaca ekstrem di Bali yang berpeluang terjadi beberapa hari ke depan.

Tribun Bali/Dwi S
ilustrasi cuaca buruk. 

Empat poin tersebut yakni nakhoda diwajibkan untuk memantau kondisi cuaca dan kapalnya sebelum mengajukan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).

Kedua agar setiap pemberangkatan kapal agar dapat dipastikan stabilitas kapal positif, dengan penempatan muatan yang memperhitungkan stabilitas kapal, kendaraan yang dimuat di atas kapal dengan cara diikat atau Lashing sesuai ketentuan Cargo Securing Manual.

Ketiga, kapal-kapal yang di dalam pelayarannya mendapati cuaca buruk, agar segara berlindung di tempat yang aman dengan ketentuan kapal harus tetap siap digerakkan. Keempat, melakukan pemantauan atau pengecekan terhadap kondisi kapal.

Ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal yang menyebabkan terjadinya tumpahan minyak di laut dan apabila terjadi kecelakaan kapal agar segera berkoordinasi dengan Syahbandar setempat dan melakukan penanggulangan jika terjadi tumpahan minyak di laut dan atau akibat lain yang ditimbulkan.

Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Pelabuhan Gilimanuk, I Made Ria Fran Dharma Yudha mengatakan, SE ini untuk menindaklanjuti surat dari BMKG terkait peringatan dini gelombang tinggi.

Ia menjelaskan, dalam empat poin penting tersebut sudah dipaparkan apa yang harus dilakukan sehingga segala hal yang tidak diinginkan terjadi bisa diantisipasi atau bisa dicegah sedini mungkin.

Apalagi beberapa waktu belakangan ini, aktivitas di Pelabuhan Gilimanuk juga sempat jeda atau ditutup sementara karena cuaca buruk. Terutama saat terjadi angin kencang dan juga kabut yang kemudian menimbulkan jarak pandang terganggu.

"Semua pihak kami harapkan untuk menetapkan apa yang menjadi imbauan di surat edaran tersebut," paparnya.

Baca juga: Viral Bali: Pertikaian di Klungkung Putra Wedana Bacok & Bakar Rumah, Misteri Pembunuhan di Tabanan

Sementara itu, penumpang di Pelabuhan Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem menuju Pelabuhan Lembar, Lombok, NTB terpaksa menginap di ruang tunggu Pelabuhan Padangbai.

Penyeberangan Kapal Feri ditutup sementara karena cuaca buruk. Gelombang tinggi dan angin bertiup kencang.

Penumpang asal Lombok Tengah, Kholis mengaku sudah 20 jam menunggu namun kapal tetap tak bisa berlayar.

Ia dan keluarganya bahkan harus tidur di emperan pelabuhan beralaskan kardus. Mereka tak punya pilihan lain selain menginap dan tidak mungkin balik ke Denpasar lagi.

Ketinggian Gelombang 2,5 Meter

Manajer Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan Padangbai, Agusman mengatakan, penutupan dilakukan karena gelombang Selat Lombok tinggi dan angin bertiup sangat kencang. Ia mengaku belum bisa memastikan kapan penyeberangan dibuka lagi.

"Kami belum bisa memastikan kapan penyebrangan dibuka. Gelombang masih tinggi dan angin bertiup kencang. Kami menunggu perkembangan dari BMKG," ungkap Agusman.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved