Joged Bumbung Viral

Profil Penari Joged Bumbung Desak Inul Dari Pejeng Bali, Sayangkan Joged Tak Senonoh

Desak sangat menyayangkan banyak oknum-oknum mengambil keuntungan dari penari joged.

Istimewa
Desak Inul. Perempuan yang berasal dari Pejeng, Gianyar ini rupanya sudah menjadi seorang penari Joged Bumbung selama 18 tahun - Profil Penari Joged Bumbung Desak Inul Dari Pejeng Bali, Sayangkan Joged Tak Senonoh 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jumlah penari Joged Bumbung di Bali cukup banyak jumlahnya.

Salah satunya seperti Desak Ariani atau yang akrab disapa Desak Inul.

Perempuan yang berasal dari Pejeng, Gianyar ini rupanya sudah menjadi seorang penari Joged Bumbung selama 18 tahun.

Kepada Tribun Bali, Desak Inul menceritakan bagaimana mulanya ia bisa menjadi seorang joged.

Baca juga: Prof Bandem Khawatir Pengusulan Joged Bumbung Bali Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO Ditolak

“Kalau saya jadi joged itu dari kelas satu SMA kebetulan saya sekolah di SMK I Gianyar. Awalnya sih bukan menjadi joged awalnya itu saya penari Legong kan di sekolah diajarkan menari legong. Setelah itu di suatu saat pertama kalinya ada even ke di Hotel dan saya langsung disuruh menari joged untuk mempersembahkan ke tamu,” kata Desak, Sabtu 16 Maret 2024.

Setelah itu, ada salah satu sekaa (kumpulan) Joged Banjar Tameng di Sukawati yang membuat grup joged.

Lalu sekaa tersebut melirik Desak untuk bergabung menjadi penari Joged Bumbung.

Desak mengakui awalnya ia tidak tahu sama sekali Joged Bumbung itu seperti apa.

Hingga ia ditugaskan untuk menari joged di desa-desa.

Diakuinya menari di Hotel dan Desa itu berbeda.

Saat itu ia menari pada acara pembukaan Pasar Seni Sukawati itupun menggunakan pakaian kebaya klasik biasa.

“Benar-benar pengalaman pertama saya tidak mengerti Joged Bumbung, sudah sempat ragu apakah bisa atau tidak karena apresiasi antara tamu yang ada di hotel dan warga lokal di Desa itu berbeda dan saya tidak ada basic belajar Joged Bumbung dari siapa pun ya saya murni hanya bisa menari Tari Legong dan itu yang saya tunjukin sesuai pakem,” imbuhnya.

Saat pertama menari Joged Bumbung, Desak belum bisa menangkis sentuhan fisik dari laki-laki yang akan mengibingnya ketika joged.

Ia pun sempat menangis tidak mau menari joged karena sempat merasa tidak nyaman ketika dipegang oleh lawan jenis saat menari.

Kemudian Desak sempat diajarkan oleh pakar joged dari Buleleng, dan setelah itu ia benar-benar bisa menjadi seorang penari joged sehingga ia bisa menangkis pengibing saat menari.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved